Memahami Perilaku: Narcissistic Personality Disorder (NPD) dan Stoisisme
I. PENDAHULUAN
Setiap orang punya cara bersikap dan berperilaku yang berbeda. Tapi, bagaimana jika ada orang yang terlalu suka dipuji, merasa paling hebat, dan tidak peduli dengan orang lain? Atau, sebaliknya, bagaimana jika ada orang yang tetap tenang meski sedang kesal dan selalu berusaha berpikir jernih?
Makalah ini akan membahas dua hal penting: Narcissistic Personality Disorder (NPD), yaitu gangguan kepribadian narsistik, dan Stoisisme, yaitu cara berpikir tenang dan bijaksana dari zaman Yunani Kuno.
II. APA ITU NPD?
NPD adalah gangguan kepribadian di mana seseorang merasa dirinya paling penting, ingin selalu dipuji, dan tidak punya empati atau rasa peduli terhadap orang lain. Menurut American Psychiatric Association (2013), orang dengan NPD cenderung merasa superior, mengharapkan pujian berlebihan, dan sulit menerima kritik.
Contoh di sekolah:
- Siswa merasa paling pintar dan tidak mau bekerja sama
- Suka menyuruh orang lain tanpa alasan
- Tidak mau mengakui kesalahan sendiri
“Pemimpin narsistik mungkin tampak karismatik, tetapi seringkali menimbulkan efek destruktif terhadap tim karena keegoisan dan manipulasi mereka.” (Rosenthal & Pittinsky, 2006)
Contoh perilaku yang mencerminkan NPD dalam kehidupan sekolah:
- Gila wewenang, merasa berhak mengatur meski bukan di wilayah tugasnya
- Suka mengadu (tukang lapor) dan memposting semua hal di media sosial
- Parkir kendaraan sembarangan tanpa memikirkan orang lain
- Menyebarkan gosip atau fitnah seperti isu santet
- Berisik di tempat umum tanpa memperhatikan ketertiban
- Melakukan kecurangan dalam ujian atau seleksi kompetisi
III. APA ITU STOISISME?
Stoisisme adalah ajaran filsafat dari Yunani Kuno yang mengajarkan kita untuk mengendalikan emosi, menerima hal yang tidak bisa diubah, dan tetap tenang dalam menghadapi masalah. Epictetus, seorang filsuf Stoik, berkata: “Bukan kejadian yang membuat kita marah, tapi cara kita memikirkannya.”
Contoh sikap stoik di sekolah:
- Tetap tenang saat ditegur guru
- Tidak membalas gosip
- Menghargai perbedaan pendapat
Kearifan lokal Makassar dekenal pesan:Punna na kapang ki tauwa na naba ka naba i, punna na kapang ki tauwa na sala ka sala jiPesan ini bermakna prasangka orang jangan ditanggapi cukup dijadikan refleksi diri untuk pengawasan, panduan dan perbaikan diri dalam belajar dan bekerja.
Dalam ajaran Islam, pengendalian diri juga sangat ditekankan. Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 134: "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan."
IV. PERBANDINGAN SINGKAT
Berikut perbedaan antara NPD dan Stoisisme:
V. KENALI DAN TINDAKI
Jika seorang siswa merasa dirinya memiliki kecenderungan Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau sudah mendapat masukan dari guru, teman, atau keluarga bahwa perilakunya cenderung narsistik, maka ada beberapa cara sehat dan bijak untuk menangani diri sendiri. Berikut ini langkah-langkah yang bisa diambil:
1. Sadari dan Akui Masalahnya
- Langkah awal paling penting adalah menyadari dan mengakui bahwa ada perilaku yang kurang sehat.
- Contohnya: suka pamer, ingin selalu dipuji, merasa paling benar, atau tidak peduli perasaan orang lain.
“Orang bijak belajar dari kritik. Orang egois menolaknya.”
2. Belajar Empati
- Coba rasakan perasaan orang lain. Tanyakan pada diri: "Kalau aku diperlakukan seperti itu, bagaimana rasanya?"
- Sering-sering bantu teman tanpa berharap dipuji.
3. Kendalikan Ego dengan Latihan Stoik
- Ketika ingin marah, tersinggung, atau ingin menunjukkan kehebatan, ambil napas panjang dan diam sejenak.
- Fokus pada apa yang bisa dikendalikan: sikap dan reaksi sendiri.
QS. Ali Imran:134
“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
4. Kurangi Aktivitas “Tukang Lapor” dan Pamer di Medsos
- Tidak semua hal harus diumumkan ke media sosial.
- Belajarlah untuk menikmati pencapaian dalam diam, bukan demi validasi orang lain.
5. Minta Bantuan dan Bimbingan
- Berani bicara dengan guru BK, wali kelas, atau orang tua.
- Konseling bukan tanda lemah, tapi tanda ingin menjadi lebih baik.
6. Latihan Refleksi Harian
Setiap malam, tanya diri sendiri:
- Apa yang sudah kulakukan baik hari ini?
- Adakah aku menyakiti orang lain?
- Apa yang bisa aku perbaiki besok?
7. Bangun Keseimbangan Diri
Perbanyak aktivitas yang tidak memfokuskan pada ego, seperti:
- Menjadi relawan
- Membantu teman tanpa diminta
- Belajar mendengar lebih banyak daripada bicara
Mengenali adanya gejala NPD bukan aib. Justru den
gan kesadaran dan latihan, siswa bisa membentuk diri jadi pribadi yang bijak, rendah hati, dan inspiratif—menjadi pemimpin masa depan yang dicintai, bukan ditakuti.V. PENUTUP
Sebagai pelajar, kita bisa memilih untuk menjadi pribadi seperti apa. Dengan mengenal NPD dan Stoisisme, kita bisa belajar untuk tidak egois, melainkan sabar dan bijaksana. Kita diajak untuk tidak reaktif, menghargai orang lain, dan menjadi contoh baik dalam pergaulan.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Mari berusaha menjadi pribadi yang lebih sabar, rendah hati, dan penuh empati.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 134.
Al-Qur'an Surat Ar-Ra’d ayat 11.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.).
Rosenthal, S. A., & Pittinsky, T. L. (2006). Narcissistic leadership. The Leadership Quarterly, 17(6), 617–633.
Kuis NPD dan Stoisisme
Hasil/Nilai