KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: Alat-alat Reproduksi Wanita

A. Tujuan Pembelajaran 

Peserta didik yang hebat, Melalui kegiatan pembelajaran kedua ini, diharapkan  kalian mampu dan menjabarkan struktur fungsi jaringan, mengidentifikasi juga  menganalisis hubungan struktur jaringan dengan fungsinya dalam proses reproduksi  dan sistem reproduksi pada wanita, mendeskripsikan proses oogenesis, fertilisasi,  kelahiran.  

B. Uraian Materi 

1. Alat-Alat Reproduksi pada Wanita 

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ yang terdapat dalam (ovarium, tuba  fallopi, (tuba uterina/oviduk), uterus dan vagina. Organ yang terletak di luar tubuh  terdiri dari vulva (pudendum) 

a. Alat Reproduksi Dalam Wanita 

1) Ovarium 

Ovarium atau indung telur, berbentuk seperti telur dan berjumlah  sepasang. Ovarium terlindungi kapsul keras dan terdapat folikel-folikel.  Setiap folikel mengandung satu sel telur, berfungsi memberikan makanan  dan melindungi sel telur yang sedang berkembang hingga matang. Setelah  sel telur matang, folikel akan mengeluarkannya dari ovarium (ovulasi).  

2) Uterus (rahim)  

Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama  masa kehamilan. Bentuknya seperti buah pir. berfungsi sebagai tempat  pertumbuhan dan perkembangan janin Pada bagian bawah uterus terdapat  struktur yang mengecil. Bagian ini disebut serviks atau leher rahim

Lapisan penyusun uterus, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan  tengah yang berotot (miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam  (endometrium). Lapisan endometrium mengandung banyak pembuluh  darah dan lendir.  

3) Vagina 

Vagina merupakan saluran dengan dinding dalam berlipat lipat dan  memanjang dari leher rahim ke arah vulva ( 7-10 cm). Bagian luar vagina  berupa selaput yang menghasilkan lendir dari kelenjar Bartholini. Vagina  berfungsi sebagai saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir juga  berfungsi sebagai tempat kopulasi. 

b. Saluran Reproduksi 

Saluran reproduksi wanita yang berfungsi sebagai jalur sel telur menuju  uterus (rahim) dinamakan saluran telur (oviduk) atau tuba Fallopi. Pada  bagian pangkalnya terdapat bagian mirip corong yang dinamakan  infundibulum, yang berjumbai-jumbai (fimbriae). Fungsinya penangkap sel  telur (ovum) yang lepas dari ovarium. melalui gerakan peristaltik, lalu disalurkan melalui oviduk menuju uterus.

Gambar 6. Struktur Alat reproduksi perempuan 

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Spermatozoid 

c. Alat Reproduksi Luar Wanita 

1) Vulva bagian paling luar organ kelamin wanita yang bentuknya berupa celah.  

2) Pubic bone (Mons pubis) bagian atas dan terluar vulva yang tersusun atas  jaringan lemak . Saat masa pubertas, bagian ini banyak ditumbuhi oleh rambut. 

3) Bibir besar (Labia mayora) lipatan yang jumlahnya sepasang dibawah mons  pubis.  

4) Bibir Kecil (Labia minora) bagian dalam labia mayora terdapat lipatan  berkelenjar, tipis, tidak berlemak, dan berjumlah sepasang. Fungsi kedua  bagian ini adalah sebagai pelindung vagina.  

5) Klitoris tonjolan kecil yang mengandung banyak ujung-ujung saraf perasa  sehingga sangat sensitif. Seperti halnya penis laki-laki, klitoris akan bereaksi  bila ada rangsangan (mengandung banyak jaringan erektil).  

6) Orificium urethrae, muara saluran kencing. 

7) selaput dara atau hymen bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina, yang berselaput mukosa dan mengandung banyak pembuluh darah. 

d. Hormon pada Sistem Reproduksi Wanita 

Hipotalamus akan mensekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin  merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH  merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam ovarium. Pematangan  folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan hormon estrogen.  

Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti  tumbuhnya payudara, pinggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen  juga membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium.  Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar  menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH.  

Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus  luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus  (terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera mensekresikan hormon  progesteron. 

Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti  pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang  mensekresikan cairan bernutrisi. Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi,  hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar  pituitari juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan  sekresi hormon progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak ada,  dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama darah. Darah ini akan  keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi. 


2. Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis) 

Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur di dalam ovarium. Sebelum  sel telur (ovum) terbentuk, di dalam ovarium terlebih dahulu terdapat sel indung  telur atau oogonium (oogonia = jamak) yang bersifat diploid (2n = 23 pasang  kromosom). Melalui pembelahan mitosis, oogonium menggandakan diri  membentuk oosit primer. Menginjak masa pubertas, oosit primer melanjutkan  fase pembelahan meiosis I. Pada fase ini, oosit primer membelah menjadi dua sel  yang berbeda ukuran dan masing-masing bersifat haploid. Satu sel yang  berukuran besar dinamakan oosit sekunder, sedangkan sel yang lain dengan  ukuran lebih kecil dinamakan badan kutub primer. Pada fase berikutnya, oosit  sekunder akan melanjutkan pada fase meiosis II. Fase ini dilakukan apabila ada  fertilisasi. Apabila tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder mengalami degenerasi.  Namun, apabila ada fertilisasi, fase meiosis II dilanjutkan. Indikasi nya, oosit  sekunder membelah menjadi dua sel, yakni satu berukuran besar dan satu  berukuran lebih kecil. Sel yang berukuran besar dinamakan ootid, sementara sel  berukuran kecil dinamakan badan kutub sekunder. Secara bersamaan, badan  kutub primer juga membelah menjadi dua. Oleh karenanya, fase meiosis II  menghasilkan satu ootid dan tiga badan kutub sekunder. Kemudian, satu ootid  yang dihasilkan tersebut berkembang menjadi sel telur (ovum) yang matang.  Sementara itu, badan kutub hancur atau polosit (mengalami kematian).  

  

Gambar 7. Proses Oogenesis 

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/oogenesis

Supaya oosit dalam oogonium tumbuh dengan baik, pada permukaannya  diselubungi oleh lapisan yang disebut folikel. Di dalam folikel terdapat cairan  yang memberikan makanan untuk perkembangan oosit. Folikel ini akan terus  berubah hingga masa ovulasi. Awalnya oosit primer diselubungi oleh folikel  primer. Selanjutnya, folikel primer berubah menjadi folikel sekunder yang  membungkus oosit sekunder (fase meiosis I). Setelah itu, folikel sekunder berubah  menjadi folikel tersier hingga folikel de Graaf (folikel matang). Folikel de Graff  terbentuk saat masa ovulasi. Kemudian, oosit sekunder lepas dari folikel, dan  segera folikel menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan menjadi korpus  albikan, jika sel telur tidak ada yang membuahi. 

  

Gambar 8. Proses ovulasi 

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/ovulasi 

3. Siklus Menstruasi 

Peserta didik yang hebat, kita lanjutkan ya pembelajaran selanjutnya, yaitu  tentang menstruasi, fertilisasi, proses kehamilan dan persalinan. Siap dan selalu  semangat. Saat seorang wanita masih subur, siklus menstruasi merupakan suatu  hal yang wajar. Siklus ini berlangsung kira-kira 28 hari pada setiap bulan. Pada  wanita, siklus menstruasi melalui empat fase : 

1) Fase Menstruasi 

Pada fase menstruasi, hormon yang berperan adalah hormon estrogen dan  progesterone mengalami reduksi pada sekitar lima hari pertama menstruasi.  Akibatnya, sel telur yang berada dalam lapisan endometrium pada uterus  dilepas bersamaan dengan robeknya endometrium melalui pendarahan.  Hasilnya, dinding uterus berubah menjadi sangat tipis. 

2) Fase Praovulasi 

Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai. Pada fase  ini, hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon LH. Kedua  hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel untuk menghasilkan hormon  estrogen dan progesterone yang membuat lapisan endometrium yang luruh  terbentuk kembali.

3) Fase Ovulasi 

Fase ovulasi terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu  siklus menstruasi terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada fase ini, sekresi  hormon estrogen sangat banyak, maka sekresi hormon FSH mulai menurun  dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya stimulasi hormon LH  menjadikan folikel semakin matang dan menyebabkan sel telur keluar dari  folikel (ovulasi)

4) Fase Pascaovulasi 

Fase pasca ovulasi berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua  puluh delapan. Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan  padat berwarna kuning ( Korpus luteum ) yang menghasilkan hormon  progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron ini berperan  dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga siap untuk  penanaman embrio. Tetapi, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi,  korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Akibatnya,  sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan sebaliknya  sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena darah tidak mengandung  hormon estrogen dan hormon progesteron, endometrium tidak bisa  bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase pasca ovulasi  berganti menjadi fase menstruasi. 

Gambar 9. Siklus menstruasi 

Sumber: https://idschool.net

4. Fertilisasi.

Selain mengalami siklus menstruasi, dalam sistem reproduksi wanita dapat pula  mengalami fertilisasi, gestasi (kehamilan), dan persalinan. 

Fertilisasi merupakan proses terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma dan  ditandai dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut. Berlangsung di  dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, terlebih dahulu terjadi proses kopulasi  atau persetubuhan. Sperma yang bercampur dengan air mani (semen) masuk ke  dalam saluran reproduksi wanita (vagina). Oleh enzim proteolitik, sperma yang  berada dalam vagina terlihat sangat motil. Kemudian, sperma bergerak menuju  uterus hingga oviduk (tuba fallopi). Di bagian atas oviduk lah fertilisasi terjadi.Agar  sel telur dapat dibuahi oleh sperma, sperma mengeluarkan enzim hyaluronidase  dan enzim protease. Oleh kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh  sperma. Sperma harus menembus tiga lapisan sel telur berturut-turut : korona  radiata, zona pelusida, dan membran plasma.Setelah sel telur dibuahi oleh satu  sel sperma, segera sel telur mengeluarkan senyawa tertentu menuju zona  pelusida. Senyawa tersebut berfungsi untuk melindungi sel telur supaya tidak  tertembus kembali oleh sperma lainnya. Sperma bersifat haploid (n = 23  kromosom) dan sel telur juga bersifat haploid (n = 23 kromosom). Akibatnya,  pembuahan sperma pada sel telur akan menghasilkan sebuah zigot yang bersifat  diploid (2n = 23 pasang kromosom). Zigot bergerak menuju uterus melalui oviduk  dan sembari membelah secara mitosis. Pada saat ini juga zigot sudah mulai  berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot menghasilkan sel-sel yang  bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula. Pembelahan morula  menghasilkan blastosit dan fasenya dinamakan blastula. Kurang lebih lima hari  setelah fertilisasi, blastosit menempel pada endometrium dan prosesnya  dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan. 

Gambar 10. Gestasi 

 Sumber: https://gds2020.com/

Terjadinya anak kembar 

Kembar fraternal (dizigotik) 

 Proses ovulasi dapat menghasilkan lebih dari satu ovum yang matang,  dibuahi oleh sperma, sehingga terbentuk lebih dari satu zigot. Janin  memiliki plasenta, tali pusar, dan kantung ketuban yang berbeda. 

Kembar identik (monozigotik) 

 Zigot hasil fertilisasi membelah dan berkembang menjadi dua embrio yang  berbeda, kemudian menjadi dua janin yang berbagi amnion atau plasenta  yang sama tapi tali pusar dan kantung ketubannya berbeda.

 

Gambar 11. Proses fertilisasi terjadi kembar Sumber: http://www.rs-sejahterabhakti.com

  

5. Gestasi atau Kehamilan 

Kehamilan terjadi apabila implantasi blastosit dapat dilakukan dengan  sukses. Pada manusia berlangsung kira-kira 266 hari atau 38 bulan. Awalnya,  blastosit terbagi menjadi tiga bagian, antara lain trofoblas (sel-sel terluar),  embrioblas (sel-sel bagian dalam), dan blastocoel (rongga yang berisi cairan).  Trofoblas merupakan sel-sel terluar dari blastosit yang mengeluarkan enzim  proteolitik sehingga mampu terjadi implantasi pada endometrium. Sementara,  embrioblas merupakan sel-sel bagian dalam blastosit yang terdapat bintik  benih sebagai hasil pembelahan selnya. Antara trofoblas dan bintik benih  dipisahkan oleh bagian berisi cairan yang disebut selom. Fase blastula akan  segera berlanjut menuju fase gastrula. Pada fase ini, bintik benih tumbuh dan  membelah menjadi lapisan yang berbeda. Lapisan tersebut yakni lapisan luar  (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm).  Kemudian, masing-masing lapisan tersebut akan berkembang menjadi organ organ yang dimiliki embrio atau mengalami organogenesis. Ektoderm  mengalami perkembangan menjadi kulit, hidung, mata, dan sistem saraf.  Mesoderma membentuk tulang, peritoneum otot, pembuluh darah, jantung,  ginjal, limpa, kelenjar kelamin dan jaringan ikat. Sedang kan endoderm menjadi  organ-organ yang terkait sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Setelah  minggu kedelapan, embrio membentuk berbagai organ tersebut dengan pesat.  Embrionya dinamakan sebagai janin atau fetus. Selain itu, pada sisi luar trofoblas terdapat bagian yang membentuk membran ekstraembrionik.  Terlebih dahulu kita ikuti bahasannya berikut. Membran ekstraembrionik  berfungsi sebagai pelindung embrio dari berbagai tekanan yang berasal dari luar.  Selain itu, membran ini juga berfungsi memberi makanan bagi embrio. Dengan  kata lain, semua fungsi yang menyokong kelangsungan hidup embrio dilakukan  semua oleh membran ini. Membran ekstraembrionik yang dimaksud adalah  kantung kuning telur, amnion, korion, dan alantois. 

1). Kantung Kuning Telur 

Kantung kuning telur atau sakus vitelinus merupakan sebuah membran yang  terbentuk dari perluasan lapisan endoderma. Di dalamnya pembuluh darah  dan sel darah merah terbentuk pertama kali. Oleh karena itu, pada tahapan  selanjutnya kantong ini berhubungan dengan tali pusar. 

2). Amnion 

Amnion merupakan membran yang berfungsi sebagai pelindung embrio baik  dari gesekan ataupun tekanan. Selain itu, amnion juga berperan dalam proses  pengaturan suhu tubuh embrio. Di dalam amnion terdapat ruangan yang berisi  cairan amnion. Kita biasa menyebut cairan amnion sebagai ketuban

3). Korion 

Korion merupakan membran yang berasal dari perluasan ektoderma dan  mesoderma trofoblas. Korion memiliki bagian yang berbentuk jonjot–jonjot  atau vili korion. Di dalam vili korion terdapat pembuluh darah embrio yang  berhubungan secara langsung dengan pembuluh darah ibu dalam  endometrium. Fungsi vili korion adalah sebagai tempat masuk dan keluarnya  makanan dan oksigen dari ibu ke embrio. Korion adalah cikal bakal plasenta.  Nantinya, plasenta berfungsi sebagai pemberi nutrisi makanan bersama darah  bagi perkembangan dan pertumbuhan embrio. 

4). Alantois 

Alantois merupakan membran yang membentuk tali pusar atau ari-ari.  Adanya tali pusar menjadikan plasenta pada lapisan endometrium terhubung  dengan embrio. Bagi embrio, alantois dapat menyalurkan berbagai nutrisi dan  oksigen dari ibu lewat pembuluh darah. Sebaliknya, alantois juga berguna  sebagai saluran pengeluaran sisa metabolisme embrio. 

6. Persalinan 

Persalinan atau kelahiran terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus yang kuat  dan berirama.  

Proses terjadinya :  

a. Pembukaan dan penipisan serviks (leher rahim), dilanjutkan dengan 

b. dilatasi sempurna.  

c. Ekspulsi (pengeluaran bayi), kontraksi yang kuat dan terus-menerus  mengakibatkan bayi mulai turun dari uterus menuju vagina.  

d. Keluarnya bayi yang berplasenta. Plasenta bayi ini akan dipotong dan dijepit  sehingga menjadi pusar.  


hormon yang berperan pada proses kelahiran bayi: 

a. Relaksin diproduksi korpus luteum dan plasenta, berfungsi melunakkan  serviks dan melonggarkan tulang panggul saat terjadi kelahiran.  

b. Estrogen dihasilkan oleh plasenta dengan fungsi menurunkan jumlah hormon  progesteron sehingga kontraksi dinding rahim bisa berlangsung. 

c. Prostaglandin dihasilkan oleh membran ekstraembrionik dengan fungsi  meningkatkan kontraksi dinding rahim.  

d. Oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ibu dan janin. Fungsinya juga  meningkatkan kontraksi dinding rahim. 


C. Rangkuman  

1.Organ reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar  terdiri dari labia mayora, labia minora, hymen, klitoris, dan mons veneris. Alat  kelamin bagian dalam terdiri dari ovarium, oviduk/tuba fallopi, uterus dan vagina 

2.Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur di dalam ovarium pada siklus  menstruasi. 

3.Hormon yang berperan dalam sistem reproduksi wanita adalah FSH, LH, estrogen,  dan progesteron. 

4.Setelah terjadi fertilisasi, terbentuklah zigot yang akan masuk kedalam uterus dan  berkembang menjadi embrio. Di dinding rahim, embrio melanjutkan  perkembangan dengan membentuk membran, yaitu kantong kuning telur, amnion,  korion, dan alantois. Selain itu juga dibentuk plasenta (ari-ari) dan tali pusar.  Setelah berkembang sempurna selama 9 bulan 10 hari, bayi dilahirkan. 

5.Proses persalinan ditandai dengan adanya kontraksi, diikuti pecahnya amnion dan  disusul keluarnya bayi. Kemudian 6-15 menit kemudian diikuti keluarnya  plasenta. Hormon yang berperan adalah hormon relaksin, oksitosin, estrogen, dan  prostaglandin. 

6.Proses pengelupasan endometrium bersama dengan meluruhnya ovum yang tidak  dibuahi disebut menstruasi. Siklus menstruasi terdiri dari tiga fase, yaitu fase  ploriferasi, fase sekresi, dan fase menstruasi.

D. Penugasan Mandiri  

Peserta didik yang hebat, jawablah tugas mandiri di bawah ini agar kalian lebih  memahami materi yang sedang dibahas: 

1. Perhatikan gambar alat reproduksi wanita pada gambar 2 berikut! 

Tuliskan nama alat reproduksi wanita dan Fungsinya setiap nomor yang  tertera pada gambar 2! 

2. Amatilah diagram proses menstruasi di bawah ini!

Lengkapi table berikut terkait fase-fase pada menstruasi

No 

Fase 

Hari ke 

Hormon yang bekerja 

fungsi 

proses































E. Latihan Soal 

1. Alat reproduksi wanita terdiri atas: 

1). Vagina 

2). Ovarium

3). Tuba fallopi 

4). Uterus 

Jalannya sel telur sejak dibentuk sampai menjadi embrio secara berurutan dimulai dari…. 

A. 2, 3 ,4 

B. 2, 1, 4 

C. 2, 4, 3 

D. 3, 1, 4 

E. 1, 2, 4 

2. Peranan hormon progesteron…. 

A. Mempercepat pertumbuhan selaput lendir rahim 

B. Merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim 

C. Menghambat produksi FSH oleh pituitari 

D. Memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH 

E. Memacu folikel dalam ovarium untuk tumbuh 

3. Pada gambar oogenesis di bawah ini, nomor 1, 2, 3 adalah… 

A. Oosit primer 

B. Oosit sekunder 

C. Ovum 

D. Oogonium 

E. Polosit 

4. Menstruasi terjadi karena... 

A. Tingginya kadar estrogen dan progesteron 

B. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron 

C. Tingginya kadar LH 

D. Rendahnya kadar FSH 

E. Kadar estrogen meningkat, sedangkan progesteron sedikit 

5. Pada proses fertilisasi, beberapa sperma berusaha masuk melewati tiga lapisan  pelindung sel telur (korona radiata, zona palisade, dan membran plasma sel telur)  menuju inti sel telur. Untuk menembus ketiga lapisan sel telur tersebut, sperma  mengeluarkan enzim-enzim khusus yang tersimpan pada akrosom. Berikut ini  enzim yang berfungsi untuk melarutkan dan membuat lubang pada zona palisade  sehingga spermatozoa dapat menembus masuk ke inti sel telur yaitu... 

A. Hyaluronidase 

B. Enzim proteolitik 

C. Pelusidase 

D. Enterokinase 

E. Akrokinase


Jawaban dan Pembahasan 

No 

Kunci  

jawaban

Pembahasan

1. 

A

Ovarium atau indung telur, berbentuk seperti telur dan  berjumlah sepasang. Letaknya, ada satu di rongga perut kiri  dan satu lagi di rongga perut kanan 

Saluran reproduksi wanita yang berfungsi sebagai jalur sel  telur menuju uterus (rahim) dinamakan saluran telur  (oviduk) atau tuba Fallopi 

Uterus, berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan  perkembangan janin 

Sel telur (ovum) yang lepas dari ovarium. melalui gerakan  peristaltik, lalu disalurkan melalui oviduk (tuba falopi)  menuju uterus

B

Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium  seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan  kelenjar endometrium yang mensekresikan cairan  bernutrisi.

3. 

E

Secara bersamaan, badan kutub primer membelah menjadi  dua. Oleh karenanya, fase meiosis II menghasilkan satu  ootid dan tiga badan kutub sekunder.

4. 

B

apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum  mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Akibatnya,  sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin  menurun dan sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik  kembali. Karena darah tidak mengandung hormon estrogen  dan hormon progesteron, endometrium tidak bisa bertahan  dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase  

pasca ovulasi berganti menjadi fase menstruasi.

5. 

A

Agar sel telur dapat dibuahi oleh sperma, sperma  mengeluarkan enzim hialuronidase dan enzim protease.  Oleh kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh  sperma.


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir  modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk  mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.  

Nilai = Nilai Perolehan / Nilai Maksimal x 100%

Konversi tingkat penguasaan:  

90 - 100% = baik sekali  

80 - 89% = baik  

70 - 79% = cukup  

< 70% = kurang  

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan  dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus  mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.


F. Penilaian Diri 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab! Setelah kegiatan pembelajaran dilakukan, saya .. 

No 

Pertanyaan 

YA 

TIDAK

1 

Mampu mengidentifikasi struktur organ reproduksi  pada wanita



2 

Mampu mendeskripsikan saluran reproduksi yang  berperan pada reproduksi wanita



3 

Mampu menjelaskan fungsi hormon yang berperan pada  sistem reproduksi pada wanita



4 

Mampu menjelaskan proses pembentukan sel telur  (spermatogenesis) pada wanita



5 

Mampu menguraikan proses mentruasi dan hormon yang berperan didalamnya




Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada  bagian yang masih "Tidak". 

Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*