POLA-POLA HEREDITAS PADA MAKHLUK HIDUP

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 

POLA-POLA HEREDITAS PADA MAKHLUK HIDUP 


A. Tujuan Pembelajaran 

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan dapat menjelaskan tentang penurunan  sifat pada peristiwa penentuan jenis kelamin, pautan, pindah silang, gagal berpisah dan  gen letal, dapat menerapkan konsep pautan, pautan seks, pindah silang, gagal berpisah,  dan gen letal dalam menyelesaikan persoalan dengan latihan soal, dan dapat  mengaitkan adanya perbedaan variasi dalam satu keturunan dengan pola pewarisan  sifat Mendelian. 


B. Uraian Materi 


1) Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks) 

Determinasi seks adalah proses penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup  berdasarkan kromosom kelamin (gonosom). Gonosom yang menentukan jenis  kelamin suatu individu tersebut diperoleh dari kedua induknya saat terjadi  fertilisasi. Berdasarkan jenis gonosom yang diperoleh dari kedua induknya, dapat  dibedakan individu homogametik dan individu heterogametik. Individu  homogametik mempunyai satu macam gonosom, misalnya wanita (XX) dan ayam  jantan (ZZ). Sementara itu, individu heterogametik mempunyai dua macam  gonosom, misalnya laki-laki (XY) dan ayam betina (ZW) 


1) Penentuan Jenis kelamin pada Tumbuhan 

Umumnya tumbuhan memiliki bunga dengan benang sari dan putik sebagai alat  kelaminnya. Oleh karena itu, umumnya tumbuhan tidak dibedakan jenis  kelaminnya. Namun, beberapa tumbuhan dapat dibedakan jantan atau betina  sesuai dengan system XY. Tumbuhan jantan bergonosom XY dan betina  bergonosom XX, misalnya pada tanaman salak.  

 

2) Penentuan Jenis Kelamin pada Hewan 

Beberapa tipe penentuan jenis kelamin pada hewan antara lain tipe XY, XO, ZW,  dan tipe ploidi. 

a. Tipe XY 

Tipe XY terdapat pada lalat buah (Drosophila melanogaster), manusia, dan  semua mamalia. Lalat buah betina memiliki sepasang kromosom X,  sedangkan lalat buah jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom  Y. Gonosom Y pada lalat buah tidak menentukan jenis kelamin, tetapi  menentukan kesuburan (fertilitas). Jenis kelamin lalat buah dapat  ditentukan dengan perimbangan jumlah gonosom X dengan jumlah set  autosom (indeks kelamin).

Gambar 1. Indeks kelamin lalat buah 

Sumber: blogruangguru.com  


Contoh:  

▪ Lalat diploid, berkromosom 3AA,XX →X/A = 2/2 = 1 adalah betina.  ▪ Lalat diploid, berkromosom 3AA,XY →X/A = 1/2 = 0,5 adalah jantan, fertile. ▪ Lalat diploid, berkromosom 3AA,XO →X/A = 1/2 = 0,5 adalah jantan, tetapi  steril. 

▪ Lalat diploid, berkromosom 3AA,XXX →X/A = 3/2 = 1,5 adalah betina  super. 

▪ Lalat triploid, berkromosom 3AA,XXY →X/A = 2/3 = 0,67 adalah interseks  (sifat antara jantan dan betina). 


b. Tipe XO 

Tipe XO terdapat pada beberapa serangga (belalang, kecoa, dan kutu daun).  Individu yang memiliki kromosom X homozigot (XX) berjenis kelamin  betina. Sedangkan individu yang memiliki hanya satu kromosom X atau XO  berjenis kelamin jantan. 

Contoh: 

▪ Belalang berkromosom 22A+XX = 24 →betina 

▪ Belalang berkromosom 22A+XO = 23→jantan 


c. Tipe ZW 

Tipe ZW terdapat pada burung, ikan, dan beberapa jenis kupu-kupu.  Individu ZW adalah betina, sedangkan individu ZZ adalah jantan. Contoh: 

▪ Ayam berkromosom 19AA+ZW →betina 

▪ Ayam berkromosom 19AA+ZZ →jantan


d. Tipe haploid-diploid 

Tipe haploid-diploid terdapat pada beberapa serangga yang dapat  melakukan parthenogenesis (terbentuknya individu baru dari sel telur tanpa  didahului pembuahan oleh sel sperma), misalnya pada lebah madu.  Peristiwa parthenogenesis terjadi pada pembentukan lebah jantan sehingga  bersifat haploid (n) yang memiliki 16 buah kromosom. Sedangkan lebah  madu betina (lebah ratu dan pekerja) terbentuk dari hasil perkawinan  sehingga bersifat diploid (2n) yang memiliki 32 kromosom. Karena  perbedaan tempat dan makanannya, lebah ratu yang dihasilkan bersifat  fertile sedangkan lebah pekerja bersifat steril. Oleh karena itu, penentuan  jenis kelamin pada tipe ini tidak dipengaruhi oleh kromosom kelamin,  melainkan tergantung dari sifat ploidi dari makhluknya. 


2) Pautan 

Pautan (linkage) adalah peristiwa dua gen atau lebih yang terletak pada  kromosom yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas pada waktu  pembelahan meiosis. Gen-gen tersebut berada dalam keadaan tertaut sehingga  cenderung diturunkan bersama-sama. Pautan dapat terjadi pada kromosom tubuh  (pautan gen) maupun kromosom seks (pautan seks). 


1) Pautan gen 

Setiap kromosom mengandung gen yang tersimpan di tempat khusus yang  disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang sama atau  kromosom yang berbeda. Gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog  yang sama dan letaknya saling berdekatan inilah yang disebut pautan gen (gene  linkage). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut. 

Gambar : 2. Contoh gen berpautan dan gen tidak berpautan 

sumber: generasi biologi.com 


Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama  sampai saat pembentukan gamet. Pautan dari dua macam gen atau lebih akan  menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit, sehingga keturunan yang  dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit  pula. Contoh peristiwa pautan gen dapat Anda temui pada Drosophila  melanogaster.

Gambar 3. Diagram peristiwa pautan pada lalat buah 

Sumber: bioharyono.blogspot.com 


2) Pautan seks 

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin Anda pernah mengamati adanya suatu  sifat khas individu yang hanya dimiliki oleh wanita saja atau laki-laki saja.  Peristiwa ini terjadi karena adanya pautan seks. Peristiwa terdapatnya gen  dalam kromosom kelamin disebut terpaut seks (sex linkage). Gen-gennya  disebut gen-gen terpaut seks (sex linked genes). Oleh karena kromosom X lebih  panjang dari kromosom Y, jumlah gen-gen yang terpaut kromosom X lebih  banyak daripada gen-gen terpaut kromosom Y.  

 

a. Pautan seks pada Drosophila melanogaster  

Sifat warna mata Drosophila melanogaster terpaut pada kromosom  X. Drosophila melanogaster bermata putih selalu berkelamin jantan. Hal ini  menunjukkan warna mata merah lebih dominan daripada warna mata putih.  Perhatikan diagram persilangan berikut. 

P : ♀XMXM  >< ♂Xm

 (mata merah) (mata putih) 

G : XM Xm

F1: XMXM = betina mata merah 

XMY = jantan mata merah 

F1 disilangkan sesamanya, maka: 

P : ♀XMXm>< ♂XM

G : XM, Xm XM,Y 

F2: XMXM = betina mata merah 

XMY = jantan mata merah 

XMXm= betina mata merah 

XMY = jantan mata putih


b. Pautan seks pada manusia 

Pautan seks pada manusia dapat dibedakan pada gen dominan dengan gen  resesif. Pautan gen pada gen dominan misal gigi coklat dan hypertrichosis . Adapun pautan seks pada gen resesif missal hemophilia, buta warna, dan  anadontia. 


c. Pautan seks pada kucing 

Sifat warna rambut terpaut pada kromosom X. Akibatnya, kucing kaliko yang  berambut belang tiga selalu berkelamin betina. Namun pernah dijumpai  kucing kaliko berkelamin jantan. Kucing kaliko jantan mempunyai kelebihan  kromosom X sehingga susunan kromosom kelaminnya XXY. Hal ini terjadi  karena adanya nondisjunction selama induk jantan membentuk gamet.  Perhatikan diagram persilangan berikut. 

P : ♀XbXb  >< ♂XB

 (oranye) (hitam) 

G: Xb XBY,O 

F1: XBXbY = jantan kaliko 

 XbO = betina oranye 


d. Pautan seks pada ayam 

Penentuan jenis kelamin pada ayam mengikuti tipe ZW. Ayam betina  memiliki tipe ZW, sedangkan ayam jantan memiliki tipe ZZ. Pautan seks  pada ayam berpengaruh pada penentuan warna bulu. Warna bulu ayam  ditentukan oleh gen-gen yang terpaut pada kromosom seks, misal: 

B = gen untuk bulu bergaris-garis (blorok) 

B = gen untuk bulu polos 

Perkawinan antara ayam betina berbulu blorok dengan ayam jantan berbulu  polos akan menghasilkan keturunan berupa ayam betina berbulu polos dan  ayam jantan berbulu blorok. Perhatikan diagram persilangan berikut. 

P : ♀ZBW >< ♂ZbZb 

(blorok) (polos) 

G : ZBZb= jantan blorok 

ZbW = betina polos 


3) Pindah Silang (Crossing Over) 

Pindah silang adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan  saudaranya dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang terjadi saat  pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau awal metaphase I.  Peristiwa tersebut menghasilkan kombinasi baru (rekombinan gen) dari sifat  induknya. Pindah silang mengakibatkan terbentuknya empat macam gamet,  dua macam gamet yang sifatnya sama dengan induknya (tipe parental) dan dua  macam gamet yang merupakan hasil pindah silang (tipe rekombinan). Untuk  lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.

Gambar: 4. Pindah Silang 

Sumber: blog.ruangguru.com 


Menurut Suryo (1992), ada beberapa faktor yang kemungkinan mempengaruhi  peristiwa pindah silang, antara lain: 

1) Jarak antara gen-gen yang terangkai. 

Makin jauh letak satu gen dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan  terjadinya pindah silang. 

2) Suhu 

Di atas atau di bawah suhu normal akam memperbesar kemungkinan  terjadinya pindah silang. 

3) Umur 

Makin tua umur individu, makin kecil peluang terjadinya pindah silang. 

4) Zat kimia 

Ada zat kimia tertentu yang memperbesar kemungkinan pindah silang. 

5) Jenis kelamin 

Pindah silang umumnya terjadi pada individu jantan dan betina, tetapi pada  ulat sutera (Bombyx mori) hanya ulat sutra jantan yang mengalami pindah  silang. Demikian pula pada lalat buah (Drosophila) jantan. 


Dalam peristiwa pindah silang akan terbentuk kombinasi parental dan  kombinasi rekombinan (kombinasi baru). Gen-gen yang berpautan tidak  selamanya terpaut. Pindah silang menyebabkan pergantian alel di antara  kromosom-kromosom homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak  ditemukan pada induknya. Pindah silang meningkatkan keanekaragaman  genetik selain yang dihasilkan oleh pengelompokan gen secara bebas. 

Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang  baru. Hal ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan  dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat  proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen  yang berbeda dari gen-gen induknya. Nah, kamu tahu nggak, ternyata kita bisa  menghitung nilai persentase rekombinasi dari hasil terjadinya pindah  silang, Caranya dengan menggunakan rumus:

Keterangan: 

- RK (Rekombinan) adalah individu yang merupakan rekombinasi dari kedua  induknya. 

- KP (Kombinasi Parental) adalah individu yang sama dengan salah satu  induknya.  

Sekarang, ayo kita coba kerjakan bersama-sama contoh soal di bawah ini.

Contoh soal 1: 

Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil  asam (bbmm) memperoleh hasil sebagai berikut: 

Besar asam = 150 

Besar manis = 750 

Kecil manis = 100 

Kecil asam = 500 

Tentukan nilai pindah silangnya? 

Pembahasan: 

Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah parental,  sedangkan mangga besar asam dan mangga kecil manis merupakan  rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya adalah 

Contoh soal 2: 

Pada persilangan lalat buah jantan bermata merah-sayap normal (PPVV)  dengan lalat buah betina bermata ungu-sayap keriput (ppvv) didapatkan  keturunan sebagai berikut. 

Fenotipe Jumlah 

Mata merah-sayap normal (PpVv) 382  

Mata merah –sayap keriput (Ppvv) 16 

Mata ungu-sayap normal (ppVv) 22 

Mata ungu-sayap keriput (ppvv) 353 

Berapakah persentase Kombinasi Parental, Rekombinan, dan NPS pada  persilangan tersebut? 

Pembahasan: 

Kombinasi parental = (merah, normal + ungu, keriput) = 382 + 353 = 735 Rekombinan = (merah,keriput + ungu,normal) = 16 + 22 = 38 

Jumlah total keturunan = 735 + 38 = 773 


4) Gagal Berpisah (Non-Disjunction) 

Gagal berpisah adalah peristiwa gagalnya satu kromosom atau lebih untuk  berpisah ke arah kutub yang berlawanan pada saat anaphase meiosis I maupun meiosis II. Gagal berpisah mengakibatkan sel anak kelebihan atau kekurangan  kromosom (sel aneuploid). Gagal berpisah dapat terjadi pada gonosom maupun  autosom. Perhatikan gambar berikut. 

Gambar 5. Peristiwa gagal berpisah 

Sumber: brainly.co.id 

Pada manusia, gagal berpisah dapat mengakibatkan sindrom Down atau idiot  mongoloid (45A + XX atau XY), sindrom Turner (44A + X), sindrom Klinefelter  (44A + XXY), sindrom X tripel atau wanita super (44A + XXX), dan sindrom  Jacobs (44A + XYY). 


5) Gen Letal 

Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan  homozigot, sedangkan dalam keadaan heterozigot, seseorang dalam keadaan  normal atau sub letal. Ada dua macam gen letal yang perlu Anda ketahui:

1) Gen letal dominan 

Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu  dalam keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot,  seorang individu dapat bersifat subletal yang mengakibatkan terjadinya  kelainan. Contoh gen yang menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep)  pada ayam, gen warna rambut kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan pemendekan ruas-ruas jari (brakidactili) pada  manusia.

Gambar 6. Ayam redep/ceper 

 Sumber: ayamhias.com

a) Ayam redep atau ayam creeper 

Pertumbuhan tulang pada ayam ditentukan oleh gen c. Alelnya, gen C,  menyebabkan ketidaknormalan pada pertumbuhan tulang. Ayam  bergenotipe CC tidak pernah ada karena mati sewaktu embrio. Ayam  bergenotipe Cc dapat hidup, tetapi cacat, yaitu kaki dan sayap pendek.  Ayam itu disebut ayam redep atau creeper. Perkawinan ayam redep  jantan dan ayam redep betina akan menghasilkan keturunan dengan  perbandingan 2 ayam redep : 1 ayam normal. 

P : ayam normal >< ayam normal 

(Cc) (Cc) 

G : C , c 

F1 : CC = ayam letal 

Cc = ayam redep 

Cc = ayam redep 

cc = ayam normal 

b) Tikus kuning 

Tikus yang normal umumnya berwarna hitam atau abu-abu.  Pembentukan pigmen hitam atau abu-abu ditentukan oleh gen resesif y.  Alelnya gen Y (yellow), menyebabkan tikus tidak berwarna hitam atau  abu-abu, melainkan berwarna kuning. Tikus kuning yang hidup  bergenotipe Yy, sedangkan tikus YY tidak pernah ada karena letal. Tikus  normal bergenotipe yy. Perkawinan dua tikus kuning akan menghasilkan  keturunan dengan perbandingan 2 tikus kuning : 1 tikus abu-abu. 

P : tikus kuning >< tikus kuning 

(Yy) (Yy) 

G : Y , y 

F1 : YY = tikus letal 

 Yy = tikus kuning 

 Yy = tikus kuning 

 yy = tikus abu-abu 


2) Gen letal resesif 

Gen letal resesif merupakan gen yang menyebabkan kematian individu  dalam keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot,  dapat bersifat carrier (pembawa sifat) yang dapat diwariskan pada  keturunannya. Contohnya adalah gen yang dapat menyebabkan kelainan  albino pada tanaman jagung. Sifat albino ini muncul karena tidak terbentuk  klorofil. Karena tidak memiliki klorofil, maka tanaman tersebut tidak dapat  melakukan fotosintesis sehingga akan segera mati setelah berkecambah.  Sifat albino ditentukan oleh gen resesif a dan alelnya, gen A, menyebabkan  tanaman dapat membuat klorofil. Tanaman albino bergenotipe aa,  sedangkan tanaman normal bergenotipe homozigot AA atau heterozigot Aa.  Tanaman yang bergenotipe Aa, meskipun normal, daunnya agak  kekuningan. 

Jika tanaman normal heterozigot dibiarkan menyerbuk sendiri,  keturunannya akan memiliki perbandingan 1 tanaman normal homozigot : 2  tanaman normal heterozigot. Meskipun demikian, hal itu dapat dikatakan  100% normal.

P : tanaman normal >< tanaman normal 

(Aa) (Aa) 

G : A , a 

F1 : AA = tanaman normal (berklorofil) 

Aa = tanaman normal (berklorofil) 

 Aa = tanaman normal (berklorofil) 

 aa = tanaman letal (albino) 

Gambar 7. Jagung albino 

Sumber: ruangguru.com 


C. Rangkuman 

  1. Bentuk pola-pola hereditas meliputi determinasi seks, pautan, pindah silang, gagal  berpisah, dan gen letal. 
  2. Determinasi seks adalah proses penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup  berdasarkan kromosom kelamin (gonosom). 
  3. Berdasarkan susunan kromosom kelamin, tipe penentuan jenis kelamin makhluk  hidup dapat dibedakan menjadi empat tipe yaitu, tipe XY, tipe XO, tipe ZW, dan  tipe haplo-diploid. 
  4. Pautan gen terjadi akibat gen-gen terletak pada lokus yang berdekatan sehingga  pembentukan gamet saling berkait dan berikatan. 
  5. Pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari  sepasang kromosom homolog. 
  6. Gagal berpisah (non-disjunction) merupakan peristiwa gagal berpisahnya  kromosom homolog pada saat anaphase dari pembelahan meiosis I atau meiosis II.  Oleh karena itu, terdapat lebih banyak kromosom pada sel anakan yang satu  daripada sel anakan yang lain setelah pemisahan. 
  7. Gen letal adalah gen yang dapat menyebabkan kematian dalam keadaan  homozigot. Gen letal dapat berupa homozigot dominan maupun homozigot resesif. 


D. Penugasan Mandiri 

Berikan pendapat dan alasanmu jika terjadi pautan seks, pindah silang, dan gagal berpisah pada manusia secara kontinu terhadap perbedaan variasi pada manusia!


E. Latihan Soal  


Latihan Soal Essay 

Petunjuk: Jawablah soal-soal berimut sesuai perintahnya! 

1. Jelaskan penentuan jenis kelamin pada lalat buah (Drosophila melanogaster) 

2. Jelaskan mengapa pautan dapat terjadi! 

3. Sebutkan contoh pautan pada manusia! 

4. Jelaskan yang dimaksud dengan pindah silang (Crossing Over)! 

5. Jelaskan perbedaan gen letal dominan dengan gen letal resesif? 


Latihan Pilihan Ganda 

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 


1. Seorang laki-laki normal menikah dengan wanita karier buta warna. Jika anak  perempuannya yang normal menikah dengan laki-laki buta warna, kemungkinan fenotip  anak yang lahir dari perkawinan tersebut adalah .... 

A. 25% perempuan normal 

B. 50% perempuan karier 

C. 50% laki-laki buta warna 

D. 75% laki-laki normal 

E. 100% laki-laki normal 


2. Peristiwa gagal berpisah (non-disjunction) terjadi pada.... 

A. telopase I 

B. profase II 

C. metafase II 

D. profase I 

E. anafase I 


3. Manakah kelainan/penyakit pada manusia berikut ini yang disebabkan oleh peristiwa non disjunction adalah .... 

A. buta warna 

B. hemofilia 

C. anadontia 

D. leukeumia 

E. sindrom down 


4. Manakah contoh organisme yang akan bersifat letal dalam keadaan homozigot dominan  adalah .... 

A. tikus albino 

B. sickle cell pada manusia 

C. kucing kaliko 

D. jagung albino 

E. ayam redep 


5. Peristiwa pindah silang (crossing over) terjadi pada .... 

A. Anafase II 

B. Telofase I 

C. Anafase I 

D. Metafase II 

E. Profase I


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk  mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.  


Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 x 100 %

                15


Konversi tingkat penguasaan:  

90 - 100% = baik sekali  

80 - 89% = baik  

70 - 79% = cukup  

< 70% = kurang  


Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan  Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi  Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.


Kunci jawaban soal essay dan pedoman penilaian 

No. 

Kunci Jawaban 

Skor

1. 

Lalat buah betina memiliki sepasang kromosom X, sedangkan lalat  buah jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y.  Gonosom Y pada lalat buah tidak menentukan jenis kelamin, tetapi  menentukan kesuburan (fertilitas). Jenis kelamin lalat buah dapat  ditentukan dengan perimbangan jumlah gonosom X dengan jumlah  set autosom (indeks kelamin)

2

2. 

Pautan (linkage) adalah peristiwa dua gen atau lebih yang terletak  pada kromosom yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas  pada waktu pembelahan meiosis. Gen-gen tersebut berada dalam  keadaan tertaut sehingga cenderung diturunkan bersama-sama.  Pautan dapat terjadi pada kromosom tubuh (pautan gen) maupun  kromosom seks (pautan seks)

2

3. 

Pautan seks pada manusia dapat dibedakan pada gen dominan  dengan gen resesif. Pautan gen pada gen dominan misal gigi coklat dan hypertrichosis . Adapun pautan seks pada gen resesif missal  hemophilia, buta warna, dan anadontia.

2

4. 

Pindah silang adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang  bukan saudaranya dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang  terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau  awal metafase I. Peristiwa tersebut menghasilkan kombinasi baru  (rekombinan gen) dari sifat induknya. Pindah silang mengakibatkan  terbentuknya empat macam gamet, dua macam gamet yang sifatnya  sama dengan induknya (tipe parental) dan dua macam gamet yang  merupakan hasil pindah silang (tipe rekombinan)

2

5. 

Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian  individu dalam keadaan homozigot dominan sedangkan Gen letal  resesif merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam  keadaan homozigot resesif.

2


Kunci jawaban soal pilihan ganda dan pedoman penilaian

No 

Kunci  

jawaban 

Pembahasan

1. 

C

P : ♀ normal x ♂ buta warna 

 (XCXC) x (XCY) 

G : XC, Xc x XC, Y F1 : XCXc= perempuan carrier = 505 

XcY (laki-laki buta warna)= 50%

2. 

E

Gagal berpisah adalah peristiwa gagalnya satu kromosom atau  lebih untuk berpisah ke arah kutub yang berlawanan pada saat  anafase meiosis I maupun meiosis II.

3. 

E

Pada manusia, gagal berpisah dapat mengakibatkan sindrom  Down atau idiot mongoloid (45A + XX atau XY), sindrom  Turner (44A + X), sindrom Klinefelter (44A + XXY), sindrom X  tripel atau wanita super (44A + XXX), dan sindrom Jacobs (44A  + XYY).

4. 

E

Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan  kematian individu dalam keadaan homozigot dominan.  Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat  bersifat subletal yang mengakibatkan terjadinya kelainan.  Contoh gen yang menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep)  pada ayam

5. 

E

Pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu pada  akhir profase I atau awal metaphase I.


Setiap jawaban benar diberi skor=1 


F. Penilaian Diri 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab! 

No 

Pertanyaan

Jawaban

Ya 

Tidak

1. 

Apakah Anda dapat menjelaskan proses penentuan jenis  kelamin (determinasi seks)?



2. 

Apakah Anda dapat menjelaskan proses peristiwa pautan?



3. 

Apakah Anda dapat menjelaskan pindah silang?



4. 

Apakah Anda dapat menjelaskan tentang gagal berpisah ?



5. 

Apakah Anda dapat menjelaskan tentang gen letal ?





Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada  bagian yang masih "Tidak". 

Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.


EVALUASI 

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 


1. Diketahui genotype CC bersifat letal. Pembastaran antara ayam bergenotipe Cc  dengan sesamanya akan menghasilkan keturunan yang diharapkan hidup sebesar…. A. 25% 

B. 40% 

C. 50% 

D. 60% 

E. 75% 


2. Gen untuk warna mata pada Drosophila adalah terpaut seks. Disilangkan lalat betina  bermata merah dengan jantan bermata putih, F1 dibastarkan sesamanya, maka  perbandingan fenotip F2…. 

A. 50% betina mata merah : 25% jantan mata merah : 25% jantan mata putih B. 25% betina mata putih : 50% jantan mata putih : 25% betina mata putih 

C. 50% betina mata putih : 25% jantan mata putih : 25% jantan mata merah 

D. 75% betina mata putih : 12,5% jantan mata merah : 12,5% jantan mata putih 

E. 25% betina mata merah : 25% betina mata putih : 50% jantan mata putih 


3. Hasil testcross pada lalat betina mata merah sayap normal (PpVv) dengan jantan  mata ungu sayap keriput (ppvv) adalah…. 

A. 45,2% 

B. 40,5% 

C. 35,4% 

D. 30% 

E. 25% 


4. Drosophila melanogaster yang memiliki formula kromosom 3AA+XXY, berjenis  kelamin…. 

A. Betina super 

B. Betina fertile 

C. Jantan steril 

D. Jantan letal 

E. Interseks steril 


5. Perkawinan antara ayam creeper jantan dengan ayam creeper betina menghasilkan  40 telur. Setelah dierami, ternyata sebagian telur gagal menetas. Anak ayam yang  berfenotipe creeper adalah…. 

A. 5 ekor 

B. 10 ekor 

C. 15 ekor 

D. 20 ekor 

E. 30 ekor 


6. Pada peristiwa pindah silang sebagian kromosom berpindah menuju kromosom lain  sehingga terbentuk individu yang mempunyai perpaduan sifat dari kedua induknya  (tipe rekombinan). Faktor yang bukan merupakan penentu penyebab peristiwa  tersebut adalah…. 

A. Umur 

B. Zat kimia 

C. Temperatur

D. Jarak antar gen 

E. Varietas kedua induk berbeda 


7. Pada tanaman jagung, gen A (daun berklorofil), gen a (daun tidak berklorofil), gen B  (batang tinggi), gen b (batang pendek). Jika genotype aa bersifat letal, hasil  persilangan AaBb dengan Aabb akan diperoleh keturunan dengan perbandingan  fenotipe…. 

A. Hijau-tinggi : hijau pendek = 1 : 1 

B. Hijau-tinggi : hijau pendek = 3 : 1 

C. Hijau-tinggi : putih pendek = 1 : 1 

D. Hijau-tinggi : putih pendek = 2 : 1 

E. Putih-tinggi : hiaju pendek = 3 : 1 


8. Kucing betina berwarna oranye disilangkan dengan kucing jantan berwarna hitam.  Warna rambut kucing terpaut pada kromosom X. warna rambut hitam dominan  terhadap oranye. Persentase kemungkinan anak kucing yang berambut tiga warna  (kaliko) adalah…. 

A. 0% 

B. 25% 

C. 50% 

D. 75% 

E. 100% 


9. Drosophila jantan sayap panjang-badan lebar (VvAa) disilangkan dengan Drosophila  betina sayap pendek-badan sempit (vvaa). Jika gen V terpaut gen A dan gen v terpaut  gen a, keturunannya akan memiliki perbandingan genotype sebesar…. 

A. 1 : 1 

B. 3 : 1 

C. 9 : 3 : 4 

D. 9 : 3 : 3 : 1 

E. 1 : 1 : 1 : 1 


10. Pada jagung gen A mengakibatkan daun hijau, sedangkan gen a dalam keadaan  homozigot mengakibatkan albino letal. Apabila jagung berdaun hijau heterozigot  disilangkan sesamanya, persentase keturunan yang diharapkan dapat hidup adalah…. 

A. 10% 

B. 20% 

C. 25% 

D. 50% 

E. 75%


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk  mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.  


Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 x 100 %

                10


Konversi tingkat penguasaan:  

90 - 100% = baik sekali  

80 - 89% = baik  

70 - 79% = cukup  

< 70% = kurang  


Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan  Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi  Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.


KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN 

Nomor soal 

Kunci jawaban 

Nomor soal 

Kunci jawaban

1. 

6. 

E

2. 

7. 

B

3. 

8. 

C

4. 

9. 

A

5. 

10. 

E



Setiap jawaban benar diberi skor = 1 


DAFTAR PUSTAKA 

Ben Watson. nationalgardening.com 

Depdiknas. 2003. Pengembangan silabus dan penilaian, Jakarta:Ditjen Dikmenum. Dorling Kindersley. 1997. Kehidupan, Jakarta: Balai Pustaka. 

Deptan. 2004. Pemuliaan dan bioteknologi tanaman, Jakarta: Departemen Pertanian  Pusat. 

Istamar Syamsuri. 2003. Biologi 2000 3A, Jakarta:Erlangga. 

Michael R.Cumming. 1991. Human heredity (2eds).USA: West Publishing Company. Moh Amien. 1995. Biologi 3 petunjuk guru,Jakarta: Depdikbud. 

Moh Amien.1995. Biologi 3 SMU. Jakarta: Depdikbud. 

Robert F.W. dan Philip W.H.1989. Genetics, USA: Wm. C. Brown Publisher Suryo. 1986. Genetika, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 

Tim Intan Pariwara. 2004 Biologi 3a, Klaten: PT Intan Pariwara.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*