A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik yang hebat, pada kegiatan pembelajaran 1, setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan kalian mampu mengidentifikasi dan menjabarkan struktur fungsi jaringan dan sistem reproduksi pada laki-laki dengan baik.
B. Uraian Materi
Sistem reproduksi pada seorang laki-laki, terbentuknya hormon testosteron biasanya dimulai ketika mulai akil baligh antara 9 sampai dengan 12 tahun. Pada usia ini, testis sudah mulai memproduksi hormon testosteron yang mempengaruhi pemasakan sel kelamin dan mempengaruhi timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kelamin, suara semakin membesar, terbentuknya jakun dan bahu yang melebar:
1. Alat-Alat Reproduksi pada Laki-laki
Sistem reproduksi laki-laki tersusun dari organ-organ yang terletak di luar tubuh yaitu penis dan skrotum dan organ reproduksi yang terletak di dalam tubuh sluran pengeluaran dan kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon kelamin, untuk jelasnya kalian pelajari uraian selanjutnya.
a. Alat reproduksi bagian dalam :
Testis berfungsi penghasil sperma dan hormon kelamin yang pembentukannya terjadi di dalam tubulus seminiferus. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel Leydig penghasil hormon testosteron dan hormon androgen.
b. Saluran reproduksi
1) Epididimis , saluran dalam skrotum dan keluar dari kedua testis. Disini, sel sperma disimpan sementara hingga matang.
2) Vas deferens , saluran tempat bergeraknya sperma dari epididimis ke kantung semen (vesikula seminalis).
3) Uretra, saluran dalam penis, berfungsi sebagai ekskresi urine dari kandung kemih.
Gambar 1. Alat Reproduksi Laki-laki
Sumber: https://health.kompas.com
c. Hormon pada laki-laki
Di bawah kontrol hipotalamus, sebuah hormon dikeluarkan untuk merangsang hipofisis anterior yaitu hormon gonadotropin.
Hormon ini merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan hormon LH (Luteinizing Hormon) dan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon). Hormon LH menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresikan hormon testosteron, yang berfungsi saat spermatogenesis, pematangan sperma, mencegah pengeroposan tulang dan pertumbuhan kelamin sekunder pada pria. Sementara itu, hormon FSH berperan merangsang sel-sel sertoli dalam tubulus seminiferus untuk mengubah sel-sel spermatid menjadi sperma saat terjadi spermatogenesis
d. Kelenjar-kelenjar aksesoris
1) Vesikula seminalis (kantung mani), menghasilkan cairan kental kekuning-kuningan, bersifat basa, mengandung mukus, enzim koagulasi, asam askorbat, prostaglandin dan gula fruktosa (sumber energi sperma).
2) Kelenjar prostat , penghasil getah kelamin bersifat encer, mengandung enzim antikoagulan, penyuplai nutrisi, dan berasa agak asam.
3) Kelenjar bulbouretralis (kelenjar Cowper). Kecil jumlahnya sepasang. Hasil sekresinya cairan bening, menetralkan urine asam pada uretra. Membawa sejumlah sperma bebas sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh.
e. Alat reproduksi bagian Luar
1) Penis merupakan adalah alat senggama (kopulasi / sarana mengalihkan cairan sperma ke alat reproduksi wanita). Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil berspons. Dua rongga terletak di tengah dinamakan korpus kavernosa. Korpus spongiosum berada dibawah korpus kavernosa, dan terdapat saluran reproduksi yakni uretra. Di bagian ujung penis terdapat kepala penis (glans penis), yang tertutup oleh lipatan kulit (preputium). Di dalam rongga penis terdapat jaringan erektil berisi banyak pembuluh darah dan saraf. Saat terjadi rangsangan seksual, rongga akan penuh terisi darah. Akibatnya, penis mengembang dan menegang (ereksi). Apabila rangsangan ini terus menerus terjadi, sperma akan keluar melalui uretra (ejakulasi). Jumlah sperma yang dikeluarkan sekitar 2 hingga 5 mL semen (1 mililiter = 50- 130 juta sperma).
2) Skrotum Oleh karena temperatur tubuh yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan perkembangan sperma, skrotum yang berisi testis berada di luar tubuh. Testis dua buah, letaknya di kanan dan kiri, dipisahkan oleh otot polos penyusun sekat skrotum, sehingga bisa mengendur dan mengerut (otot dartos). Terdapat pula otot yang bertindak sebagai pengatur kondisi suhu testis agar stabil (otot kremaster)
Gambar 2. Testis-efididimis-vasdeferens
Sumber: https://health.kompas.com
2. Spermatogenesis
Dari Manakah sperma dihasilkan? Bagaimana proses pembentukannya? Nah sekarang kita akan mempelajarinya pada kegiatan pembelajaran ini. Semangat ya peserta didik yang hebat.
Proses pembentukan sperma ini dinamakan spermatogenesis, berada pada tubulus seminiferus di dalam testis. Di dalamnya terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal disebut spermatogonium (jamak = spermatogonia).
Setelah mengalami pematangan, spermatogonium membelah memperbanyak diri (mitosis). Sedangkan sebagian spermatogonium yang lain melakukan spermatogenesis.
Gambar 3. Tempat berlangsung spermatogenesis
Sumber: https://health.kompas.com
Proses spermatogenesis :
1) Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung 23 pasang kromosom).
2) Spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n) Secara mitosis.
3) Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder (biasa dinamakan meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom).
4) Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n).
5) Setelah matang, sperma menuju saluran epididimis. Proses ini terjadi kurang lebih 17 hari. Energi yang digunakan proses spermatogenesis berasal dari selsel sertoli.
Gambar 4. Spermatogenesis
Sumber: https://health.kompas.com
Spermatozoa
Seperti apakah Sperma itu ? Kita bahas yuk disini. Sperma terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala sperma terlindungi akrosom (haploid) yang mengandung enzim hialuronidase dan proteinase, yang berfungsi saat penembusan lapisan sel telur. Pada tengahnya terdapat mitokondria kecil, berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma.
Gambar 5. Struktur spermatozoa
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Spermatozoid
C. Rangkuman
1. Organ reproduksi pria digolongkan menjadi organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ reproduksi dalam terdiri dari testis yang berisi tubulus seminiferus, saluran pengeluaran yang terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra, serta kelenjar asesoris yang terdiri dari vesika seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Organ reproduksi luar terdiri dari penis dan skrotum.
2. Hormon-hormon yang berperan dalam pada sistem reproduksi pria adalah hormon testosteron, LH, FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan.
3. Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folikel Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH).
D. Latihan Soal
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !
1. Pada pria terdapat alat-alat reproduksi sebagai berikut:
1. Vas deferens
2. Testis
3. Uretra
4. Epididimis
5. Penis
Jalannya sperma dari mulai dibentuk sampai dikeluarkan dari tubuh (ejakulasi) adalah….
A. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
B. 2 – 4 – 1 – 3 – 5
C. 1 - 4 – 2 – 3 – 5
D. 4 – 2 – 1- 3 – 5
E. 2 – 1 – 4 – 3 – 5
2. Saluran reproduksi internal pada laki-laki yang berfungsi untuk pemasakan sperma adalah…
A. Epididimis
B. Kelenjar prostat
C. Tubulus seminiferus
D. Vas deferens
E. Vesikula seminalis
3. Hormon yang berperan merangsang sel-sel sertoli dalam tubulus seminiferus untuk mengubah sel-sel spermatid menjadi sperma saat terjadi spermatogenesis adalah hormon....
A. LH
B. FSH
C. Androgen
D. Testosteron
E. Estrogen
4. Perhatikan gambar spermatogenesis ini! Tahapan yang bersifat diploid?
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 5
E. 4 dan 5
5. Untuk soal nomor 5, perhatikan gambar dibawah ini!
Bagian yang berfungsi sebagai pelindung dan menghasilkan enzim pada gambar struktur sperma diatas, ditunjukkan oleh kode huruf apa . . . .
A. A
B. B
C. C
D. D
E. A dan C
Kunci Jawaban dan Pembahasan :
Pedoman Pengskoran
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Nilai = Nilai Perolehan / Nilai Maksimal x 100%
Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
E. Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab! Setelah kegiatan pembelajaran dilakukan, saya
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih "Tidak".
Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.