KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: Penyebaran, Pelestarian dan Manfaat Keanekaragaman Hayati

A. Tujuan Pembelajaran  

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan, Anda dapat mengidentifikasi,  menjelaskan dan menganalisis serta menyajikan data sebaran, manfaat pelestarian  dan ancaman keanekaragaman hayati Indonesia secara teliti, tanggung jawab dan  bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.  


B. Uraian Materi  


1. Penyebaran Flora di Indonesia  

Flora di Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia,  Filipina, Indonesia , dan Papua Nugini. Pada tahun 2009, Van Welzen dan Silk,  botanis dari Belanda, melakukan penelitian yang menjelaskan distribusi flora  Malesiana. Menurut keduanya, flora Malesiana terbagi menjadi flora dataran  Sunda, flora dataran Sahul, dan flora di daerah tengah (peralihan) yang sangat  khas dan endemik.  

a. Flora Dataran Sunda (Asiatis)  

Flora di Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia,  Filipina, Indonesia , dan Papua Nugini. Pada tahun 2009, Van Welzen dan Silk,  botanis dari Belanda, melakukan penelitian yang menjelaskan distribusi flora  Malesiana. Menurut keduanya, flora Malesiana terbagi menjadi flora dataran  Sunda, flora dataran Sahul, dan flora di daerah tengah (peralihan) yang sangat  khas dan endemik.  

Flora di dataran Sunda terbagi menjadi tiga macam, yaitu flora endemik  seperti padma raksasa (Rafflesia arnoldii) yang hanya terdapat di wilayah  Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan, serta bunga anggrek Tien Soeharto  atau anggrek Hartinah (Cymbidium hartinahianum) yang hanya ada di wilayah  Sumatera Utara. Selanjutnya flora khas paparan sunda adalah pada bagian  pantai timur di dominasi hutan mangrove dan rawa gambut. Kemudian flora  di bagian pantai barat didominasi oleh meranti-merantian, rawa gambut,  kemuning, rotan dan hutan rawa air tawar.  

Gambar 11. Bunga Bangkai  

Sumber: kompas.com 


b. Flora Peralihan  

Flora di daerah peralihan memiliki kemiripan dengan flora di dataran Sunda  dan Sahul. Wilayah yang termasuk di dalamnya adalah wilayah pulau Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Di pulau Sulawesi setidaknya terdapat 4.222 jenis flora yang memiliki karakteristik yang hampir mirip flora di  Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di bagian peralihan ini jika  terdapat di pantai akan mirip dengan yang ada di Papua, namun untuk flora  yang berada di gurun sangat mirip dengan yang ada di Kalimantan. Jenis flora  endemik di wilayah ini adalah eboni (Diospyros celebica) atau lebih dikenal  dengan kayu besi di pulau Sulawesi, pohon leda (Eucalyptus deglupta), dan  cengkeh (Syzygium aromaticum).  


c. Flora Dataran Sahul  

Hutan di dataran Sahul memiliki ciri-ciri yang sama dengan hutan Australia  wilayah utara dengan beribu-ribu jenis tumbuhan yang berdaun lebat dan  hijau. Ketinggian pohon di wilayah ini bisa mencapai 50 meter. Karena  lebatnya daun pohon di hutan sahul membuat sinar matahari tidak  menembus tanah, sehingga kelembapan terjaga dan memiliki ciri ciri air  tanah yang baik dan membuat tanah subur dengan organisme yang ada di  dalamnya. Karena hal ini pula terdapat banyak tumbuhan merambat atau  epifit. Spesies endemik di dataran ini antara lain sagu (Metroxylon sagu), pala  (Myristica fragrans), dan matoa (Pometia pinnata). Selain itu, juga terdapat  beberapa jenis tumbuhan seperti pohon besi, cemara, merbau, dan jati.    

Seorang ahli geografi dan botani dari Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn,  mengklasifikasikan iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan  tumbuhan yang hidup di iklim tersebut. Klasifikasi ini bisa dijadikan dasar  pengelompokan tumbuhan di Indonesia secara vertikal.  

Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, flora di Indonesia dibagi  menjadi beberapa kelompok berikut.  

1) Daerah dengan ketinggian 0-650 m merupakan dataran rendah pantai  dan hutan mangrove dengan jenis tanaman pandan, bakau (Rhizophora  sp.), kayu api (Avicennia sp.), bogem (Bruguirea sp.), sagu, dan nipah.  Semakin jauh ke daratan, ditemukan kelapa, kelapa sawit, cokelat, padi,  jagung, kapuk (Ceiba pentandra), dan karet (Hevea brasiliensis).  

2) Daerah dengan ketinggian 650-1500 m ditumbuhi tanaman rasamala  (Altingia excelsa), kina (Chinchona officinalis), aren, pinang, kopi,  tembakau, dan teh.  

3) Daerah dengan ketinggian 1500-2500 m ditumbuhi tanaman cantigi  koneng (Rhododendron album), cemara gunung (Casuarina  junghuhniana), anggrek tanah (Paphiopedilum praestans) di pegunungan  Papua, dan berri (Vaccinium lucidum).  

4) Daerah dengan ketinggian di atas 2500 m merupakan daerah pegunungan  yang dingin. Di ketinggian ini, ditemukan lumut, liken, dan bunga  edelweis (Anaphalis javanica). 


Berikut beberapa contoh jenis flora di Indonesia yang merupakan spesies  langka, diantaranya adalah sebagai berikut.  

1) Bunga Bangkai Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) merupakan  tumbuhan endemik dari Sumatera, yang dikenal dengan bunga majemuk  terbesar. Dinamakan bunga bangkai karena bunga ini mengeluarkan aroma busuk yang digunakan untuk menarik serangga kumbang atau lalat  untuk proses penyerbukan.  

2) Padma Raksasa Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan  parasit yang terkenal karena ukuran bunga yang besar, bahkan merupakan  bunga terbesar di dunia. Bunga ini pertama kali ditemukan pada tahun  1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera). Bunga ini terdiri dari 27 spesies  dan dari semua spesiesnya ditemukan di Asia tenggara.  

3) Edelweiss Jawa Edelweiss Jawa (Anaphalis javanica) merupakan  tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi  nusantara. Edelweiss saat ini merupakan salah satu jenis bunga yang  sudah sangat langka keberadaannya.  

4) Daun Payung (Johannesteijsmannia altifrons) adalah salah satu tanaman di  Sumatera Utara. Tanaman ini tidak tahan terhadap paparan sinar matahari  langsung sehingga tanaman ini sering ditemukan tumbuh di antara  pepohonan lebat. Keberadaan tanaman ini semakin berkurang karena  banyaknya kebakaran hutan sehingga pohon tempatnya berlindung juga  berkurang.  

5) Ulin (Eusideroxylon zwageri) adalah sejenis pohon besar yang sering  disebut dengan pohon besi dan merupakan tumbuhan khas dari  Kalimantan. Ulin termasuk jenis pohon besar yang cukup sulit untuk  diperkembangbiakkan sehingga populasinya menurun. 

 

Bunga Bangkai 

Bunga Padma 

Bunga Edelweis 


Kayu Ulin

Bunga Payung



Gambar 12. Aneka flora langka Indonesia  

Sumber: id.search.yahoo.com 


2. Penyebaran Fauna di Indonesia  

Berdasarkan letak geografisnya wilayah Indonesia dilewati oleh dua garis khayal,  yaitu Garis Wallace dan Garis Weber. Kedua garis khayal ini menyebabkan terjadinya  perbedaan persebaran hewan (fauna) Indonesia. Penyebaran fauna di Indonesia  dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia dan Australia.  Para pakar zoology berpendapat bahwa tipe fauna di kawasan Indonesia bagian barat  mirip dengan fauna di Asia Tenggara (oriental), sedangkan fauna di kawasan  Indonesia bagian timur mirip dengan fauna di benua Australia (australis). Daerah persebaran fauna di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan  Indonesia bagian barat, kawasan peralihan (Wallacea), dan kawasan Indonesia bagian timur.  

Gambar 13. Peta persebaran fauna di Indonesia  

Sumber: rumusguru.com  


a. Daerah Sebelah Barat Garis Wallace  

Kawasan Indonesia yang termasuk ke dalam daerah sebelah Barat garis Wallace,  meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Kawasan ini dibatasi oleh garis  imajiner Wallace yang terletak di antara Kalimantan dengan Sulawesi dan antara  Bali dengan Lombok.Meskipun jarak antara Bali dan Lombok sangat dekat, namun  jenis fauna yang hidup di kedua pulau tersebut berbeda. Garis Wallace  dikemukakan oleh Alfred Russel Wallace (ahli zoologi berkebangsaan inggris)  pada abad ke-19. Beberapa jenis fauna kawasan Indonesia bagian barat yang juga  menjadi spesies endemik antara lain harimau (Panthera tigris), macan tutul atau  leopard (Panthera pardus), gajah (Elephas maximus), badak jawa (Rhinoceros  sondaicus), banteng (Bos sondaicus), orang utan (Pongo pygmaeus), wau wau  (Hylobates lar), lutung (Presbytis cristata), merak hijau (Pavo muticus), dan burung  jalak bali (Leucopsar rothschildi). Fauna di wilayah ini dikenal juga dengan tipe  oriental yang bercirikan hewan menyusui berukuran besar, berbagai macam kera  dan ikan air tawar.  

Gambar 14. Fauna khas Indonesia Bagian Barat  

Sumber: juraganles.com 


b. Daerah Sebelah Timur garis Wallace  

Wilayah Indonesia yang ada di sebelah Timur Garis Wallace memiliki berbagai  jenis fauna Australis, yaitu berbagai jenis burung dengan warna bulu yang  mencolok, misalnya kasuari, cendrawasih, kakatua, nuri dan parkit. Ada pula  merpati berjambul dan beberapa jenis hewan berkantung dan walabi.

Gambar 15. Fauna khas Indonesia Bagian Timur  

Sumber : kumpulanbagianpenting.blogspot.com  


c. Daerah Peralihan  

Daerah peralihan adalah daerah di antara Garis Wallace dan Weber. Disebut juga  wilayah Wallace. Semakin ke Timur dari Garis Wallace, jumlah fauna oriental  semakin berkurang. Sebaliknya semakin ke barat dari Garis Weber, Fauna  Australia semakin berkurang. Dengan demikian, marsupialia dapat ditemukan di  daerah Wallace dan burung pelatuk oriental juga dapat dijumpai di sebelah timur  Wallace.  

Gambar 16, Fauna peralihan  

Sumber: commons.wikimedia.org 


Perhatikan fauna yang da di Bali dan di Lombok. Kedua pulau ini hanya dipisahkan  oleh selat yang hanya berjarak sekitar 30 km, tetapi faunanya berbeda jauh. Di bali  ditemukan hewan Oriental bajing dan harimau, tetapi hewan ini tidak menyebar  ke Lombok. Sementara itu, di Lombok ditemukan burung pemakan madu yang  tidak ditemukan di bali (fauna Australis). Hal serupa terjadi di Sulawesi dan  Kalimantan. Di Sulawesi ditemukan hewan Australian Opoom dan burung kakatua (fauna Australis), namun kedua hewan tersebut tidak ditemukan di  Kalimantan.  

Terlepas dari tipe asiatis, tipe australis maupun peralihan, berapa hewan  tersebut adalah hewan khas Indonesia. Hewan yang terancam punah adalah  hewan asli Indonesia adalah orang utan (endemik di Sumatera dan Kalimantan),  komodo (endemik Pulau Komodo), badak cula satu (endemik ujung Kulon Jawa  barat) dan Anoa (endemik Sulawesi).  


3. Ancaman Kepunahan Keanekaragaman Hayati  

Gambar 17. Kerusakan Hutan  

Sumber: ipqi.org  


Kepunahan flora dan fauna bukan suatu gejala baru. Beberapa ratus tahun yang lalu  sebagian besar flora dan fauna telah berkurang karena kegiatan manusia. Di sisi lain  manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup yang mampu membendung  terjadinya kepunahan berbagai jenis flora dan fauna. Jenis flora dan fauna yang cepat  mengalami kepunahan adalah sebagai berikut:  

a. Flora dan fauna yang persebarannya sedikit dan kemampuan menyesuaikan diri  terhadap lingkungan (adaptasi) kecil  

b. Flora dan fauna yang ditemukan di daerah sebaran sempit.  

c. Flora dan fauna yang membutuhkan daerah luas untuk bertahan hidup.  

d. Merupakan pemangsa besar sehingga diburu oleh manusia.  

e. Flora dan fauna memiliki kekhususan tinggi.  

f. Umumnya merupakan fauna besar dengan kepadatan rendah.  

g. Flora dan fauna bersaing dengan manusia baik langsung maupun tidak langsung  

h. Flora dan fauna memiliki nilai komersial.  

i. Pernah mempunyai kisaran luas dan berdekatan tetapi sekarang terbatas pada daerah kecil tempat hidupnya.  

Beberapa jenis hewan Indonesia dan keadaannya dapat dilihat pada tabel 1.  Sedangkan mamalia yang punah dan langka di Indonesia Barat dapat dilihat pada  tabel 2. 

  

Tabel 1. Jenis Hewan di Indonesia  

  

No 

Jenis Hewan 

Keadaan 

Musang Sulawesi 

Rentan 

Dugong 

Rentan 

Babi Rusa 

Rentan 

Anoa dataran rendah 

Terancam punah 

Anoa gunung 

Terancam punah 

Kuntul Cina 

Rentan 

Bangau bluwok 

Rentan 

Maleo 

Rentan 

Buaya Muara 

Rentan 

10 

Penyu belimbing 

Terancam punah 

11 

Penyu sisik 

Terancam punah 

12 

Kura-kura forsten 

Terancam 

13 

Kupu-kupu sayap hitam 

Rentan 


Tabel 2 . Mamalia yang Punah dan Langka di Indonesia Barat  

Nama Hewan 

Pulau 

Jawa 

Sumatera 

Kalimantan 

Orang Utan 

Punah 

Terancam Punah 

Terancam 

Owa siamang 

Punah 

Terancam punah 

Badaj Jawa 

Terancam punah 

Punah 

Punah 

Badak Sumatera 

Terancam punah 

Banteng 

Langka 

Punah 

Langka 

Tapir tenuk 

Punah 

Terancam 

Punah 

Harimau 

Punah 

Terancam 

Beruang Madu 

Punah 

Terancam punah 

Terancam  

punah 

Harimau tutul 

Terancam punah 

Punah 

Terancam  

punah 

Gajah 

Terancam punah 

Terancam punah 

Terancam 



Manusia saat ini sudah mengikuti perkembangan industrialisasi untuk memenuhi  kebutuhan hidupnya sehingga banyak aktivitas yang tidak disadari dapat mengancam  keanekaragaman hayati. Jika hal ini dibiarkan, maka keanekaragaman hayati akan  mengalami penurunan, baik kualitas dan kuantitasnya.  

Hal-hal yang dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati adalah sebagai  berikut:

a. Perusakan dan pemusnahan habitat.  

b. Masuknya jenis hewan peliharaan dan tumbuhan baru pada suatu habitat tanpa  penelitian dan pengembangan yang seksama.  

c. Penggunaan jenis tumbuhan dan hewan pada suatu habitat secara berlebihan.  

d.Terjadinya pencemaran lingkungan dalam suatu ekosistem. Pencemaran  lingkungan meliputi pencemaran air, tanah dan udara.  

e. Terjadinya perubahan iklim global.  

f. Adanya perkembangan industri pertanian dan perhutanan. 

g. Adanya eksploitasi berlebihan saat penambangan logam dan pemanfaatan biota  laut.  


4. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati  

Usaha pelestarian sumber daya alam hayati merupakan tanggung jawab bersama dan  harus dilakukan secara ketat, karena sudah banyak jenis tumbuhan dan hewan  endemik telah berada di ambang kepunahan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan  untuk pelestarian keanekaragaman hayati dibagi menjadi dua, yaitu pelestarian eksitu  dan insitu.  


a. Pelestarian Secara In Situ  

Pelestarian In situ adalah pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di  tempat hidup aslinya (habitatnya). Pelestarian ini dilakukan pada makhluk hidup  yang memerlukan habitat khusus atau makhluk hidup yang dapat menyebabkan  bahaya pada kehidupan makhluk hidup lainnya jika dipindahkan ke tempat lain.  Contoh taman nasional dan cagar alam. Indonesia saat ini memiliki 30 taman  nasional dan ratusan cagar alam sehingga flora dan fauna asli Indonesia memiliki  kesempatan baik untuk hidup terus , tentu apabila peraturan pemerintah ditaati.  


b. Pelestarian Ex Situ  

Pelestarian ex situ adalah pelestarian keanekaragaman hayati (tumbuhan dan  hewan) dengan cara dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain.  Pelestarian secara ex situ dapat melakukan cara-cara sebagai berikut.  

▪ Kebun koleksi  

▪ Kebun plasma nutfah  

▪ Kebun raya  

▪ Penyimpanan dalam kamar-kamar bersuhu dingin  

▪ Kebun binatang  

Dari hasil kerjasama dengan lembaga konservasi internasional, telah dilakukan pengembangan kawasan konservasi menjadi cagar biosfer yang merupakan  kawasan dengan ekosistem terestrial dan pesisir yang melaksanakan konservasi  biodiversitas melalui pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan. Cagar biosfer  yang ada di Indonesia antara lain Kebun Raya Cibodas, Taman Nasional Komodo,  Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Batu, dan Taman Nasional  Wakatobi.  


5. Manfaat Keanekaragaman Hayati  

a. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan  

Makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah beras yang diperoleh  dari tanaman padi (Oryza sativa).Namun, di beberapa daerah, makanan pokok  penduduk adalah jagung, singkong, ubi jalar, talas, atau sagu. Selain kaya akan  tanaman penghasil bahan makanan pokok, Indonesia juga kaya akan tanaman  penghasil buah dan sayuran. Diperkirakan terdapat sekitar 400 jenis tanaman  penghasil buah, contohnya sirsak (Annona muricata), jeruk bali (Citrus maxima),  rambutan (Nephelium lappaceum), duku (Lansium domesticum), durian (Durio  zibethinus), manggis (Garcinia mangostana), markisa (Passiflora edulis), mangga  (Mangifera indica), dan matoa (Pometia pinnata). Terdapat sekitar 370 jenis  tanaman penghasil sayuran, antara lain sawi, kangkung, katuk, kacang panjang,  buncis, bayam, terong, kol (kubis), seledri, dan bawang kucai.Ada sekitar 70 jenis  tanaman berumbi, misalnya kunyit kuning, jahe, lengkuas, temulawak, wortel,  lobak, talas, singkong, ubi jalar, dan bawang putih.Indonesia juga kaya akan  tanaman penghasil rempah rempah yang jumlahnya sekitar 55 jenis, antara lain  merica (Piper nigrum), cengkeh (Eugenia aromatica), pala (Myristica fragrans),  dan ketumbar (Coriandrum sativum). Sumber makanan juga berasal dari aneka ragam hewan darat, air tawar, dan air laut.Contohnya, sapi, kambing, kelinci,  burung, ayam, ikan lele, belut, kepiting, kerang, dan udang.  


b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber obat-obatan  

Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya  merupakan tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat tersebut  digunakan dalam industri obat herbal lokal. Beberapa tanaman obat beserta  kegunaanya adalah sebagai berikut. Buah merah (Pandanus conoideus)  dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan  diabetes. Mengkudu (Morinda citrifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi  Kina (Chinchona calisaya, Chinchona officinalis), kulitnya mengandung alkaloid  kina (quinine) untuk obat malaria. Selain tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis  hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, antara lain sebagai berikut.  Madu dari lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ular,  bagian daging dan lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit (gatal gatal).  


c. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik  

Beberapa tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik, antara lain  sebagai berikut. Bunga mawar (Rosa hybrida), melati (Jasminum grandiflorum), cendana (Santalum album), kenanga (Cananga odorata), dan kemuning (Murraya  exotica) dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang,  alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk menghasilkan kulit.  Urang-aring (Eclipta alba), mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya  (Aloe vera) digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut.  


d. Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang  

Beberapa jenis tanaman digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, antara lain  sebagai berikut. Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gossypium arboreum), pisang  hutan atau abaca (Musa textilis), sisal (Agave sisalana), kenaf (Hibiscus  cannabicus), jute (Corchorus capsularis) dimanfaatkan seratnya untuk dipintal  menjadi kain atau bahan pakaian. Tanaman labu air (Lagenaria siceraria)  dimanfaatkan oleh Suku Dani di lembah Baliem (Papua) untuk membuat koteka  (horim) laki-laki. Sementara untuk membuat pakaian wanita, digunakan  tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem (Eleocharis dulcis). Beberapa hewan juga  dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain sebagai berikut. Ulat  sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Kulit  beberapa hewan, misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk membuat  jaket. Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu. Bulu burung dapat digunakan  untuk membuat aksesori pakaian.  


e. Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan  

Sebagian besar rumah di Indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat.  Kayu dimanfaatkan untuk membuat jendela, pintu, tiang, dan alas atap. Beberapa  tumbuhan yang dimanfaatkan kayunya, antara lain jati (Tectona grandis), kelapa  (Cocos nucifera), nangka (Artocarpus heterophyllus), meranti(Shorea acuminata),  keruing (Dipterocarpus borneensis), rasamala (Altingia excelsa), ulin  (Eusideroxylon zwageri), dan bambu (Dendrocalamus asper). Di Pulau Timor dan  Alor, daun lontar (Borassus flabellifer) dan gebang (Corypha utan) digunakan  untuk membuat atap dan dinding rumah. Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa  fruticans, Oncosperma tigilarium, dan Oncosperma horridum) juga dimanfaatkan  untuk membuat rumah di Sumatra dan Kalimantan. Di Pulau Timor, alang-alang  (Imperata cylindrica) dimanfaatkan untuk membuat atap rumah. 


f. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya dan keagamaan  

Penduduk Indonesia yang menghuni kepulauan nusantara memiliki  keanekaragaman suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 entis (suku)  dengan agama dan kepercayaan, budaya, serta adat-istiadat yang berbeda. Dalam  menjalankan upacara ritual keagamaan dan kepercayaan, penyelenggaraan  upacara adat dan pesta tradisional seringkali memanfaatkan beragam jenis  tumbuhan dan hewan. Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan,  upacara adat, serta pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut.Budaya  nyekar (ziarah kubur) pada masyarakat Jawa menggunakan bunga mawar,  kenanga, kantil, dan melati. Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai  jenis tumbuhan yang dianggap memiliki nilai magis saat memandikan jenazah,  misalnya limau, daun kelapa, pisang, dan rempah-rempah. Upacara Ngaben di Bali  menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau  harum, antara lain kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana. Tebu  hitam dan kelapa gading juga digunakan untuk menghanyutkan abu jenazah ke  sungai. Umat Islam menggunakan hewan ternak (kambing, sapi, dan kerbau) pada  hari raya Qurban. Umat Nasrani menggunakan pohon cemara (Araucaria sp. dan  Casuarina equisetifolia) saat perayaan natal.  


g. Keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah  

Plasma nutfah (sumber daya genetik) adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau  mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.  Setiap organisme yang masih liar di alam maupun yang sudah dibudidayakan  manusia mengandung plasma nutfah. Plasma nutfah berguna untuk merakit  varietas unggul pada suatu spesies, misalnya spesies yang tahan terhadap suatu  penyakit atau memiliki produktivitas tinggi. Plasma nutfah akan mempertahankan  mutu sifat dari organisme dari generasi ke generasi berikutnya, misalnya padi  Rojolele akan mewariskan sifat pulen dan rasa enak, serta ubi jalar Cilembu dan  buah duku Palembang akan mewariskan sifat rasa manis. Keanekaragaman  plasma nutfah dapat tetap terjaga melalui pelestarian semua jenis organisme.  


C. Rangkuman

  

1. Keanekaragaman tumbuhan (flora) di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga  kelompok, yaitu keanekaragaman dataran sunda, peralihan dan dataran sahul.  Keanekaragaman Flora Indonesia juga dibagi berdasarkan ketinggian dari atas  permukaan laut atau secara vertikal.  

2. Persebaran fauna (hewan) di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu persebaran  fauna di kawasan Indonesia Bagian Barat, persebaran Indonesia Bagian Timur  dan persebaran peralihan. Masing-masing kawasan mempunyai ciri khas yang  berbeda.  

3. Penurunan keanekaragaman hayati diantaranya disebabkan oleh perusakan dan  pemusnahan habitat, masuknya jenis hewan dan tumbuhan baru pada suatu  habitat, pencemaran lingkungan, perubahan iklim global, pesatnya perkembangan  industry pertanian dan perkebunan serta penmabangan logam dan pemanfaatna  biota laut.  

4. Usaha-usaha yang dilakukan untuk pelestarian keanekaragaman hayati secara in situ dan ex situ.  

5. Keanekaragaman hayati bermanfaat sebagai sumber pangan, papan, obat-obatan,  kosmetika, kegiatan budaya dan keagamaan serta sumber plasma nutfah. 


D. Penugasan Mandiri  


Cermati artikel di bawah ini!  


Kebun binatang dibangun untuk sarana konservasi dan pengembangbiakan hewan. Namun,  dalam beberapa tahun terakhir tujuan mulia itu tercoreng. Deretan peristiwa hewan yang  terlantar, kurus kering tak terurus hingga meregang nyawa menghiasi pemberitaan media.  Selain kasus kematian hewan di Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jawa Timur beberapa tahun  lalu, kini Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat juga mengalami hal sama. Ada apa dengan  kebun binatang? 

Jasad Michael menggantung dengan jeratan sling baja di lehernya. Kondisinya sangat  mengenaskan. Michael adalah seekor singa Afrika berusia 1,5 tahun, penghuni Kebun  Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur. Polisi menyatakan Michael mati terbunuh. Namun,  apa yang menyebabkan ia terbunuh masih misterius hingga kini.  

Kisah tragis Michael melengkapi catatan kematian hewan-hewan lain yang di KBS. Kebun  binatang yang berdiri sejak 1918 ini punya sejarah kelam, banyak hewan mati tak terurus  sejak beberapa tahun sebelumnya seperti kematian Melani, sang Harimau Sumatera “kurus  kering”. Penyebabnya konflik manajemen pengurus KBS yang berlarut-larut.  

Kabar menyedihkan lain datang dari Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, awal Mei lalu.  Seekor gajah Sumatera bernama Yani sekarat berhari-hari karena penyakit paru-paru hingga  akhirnya ajal menjemput. Penyebabnya diduga karena masalah manajemen pakan yang  buruk oleh pengelola kebun binatang. Petisi online “Selamatkan Kebun Binatang Bandung”  sempat muncul di dunia maya.  

  

Sumber: https://tirto.id/neraka-bernama-kebun-binatang-9dv


Berdasarkan artikel di atas :  

1. Bandingkan kelemahan dan keunggulan pelestarian secara ex-situ dan in-situ bagi  satwa gajah dan singa dengan mengisi tabel berikut ini!  

  

No

Pelestarian In-Situ 

Pelestarian ex-situ 

Kelemahan 

Keunggulan 

Kelemahan 

Keunggulan 















2. Bagaimana menurut pendapat Anda dalam mengelola pelestarian ex-situ sehingga  kejadian di atas tidak terulang kembali?  


E. Latihan Soal  


Pilihlah satu jawaban yang paling benar!  


1. Berikut ini yang termasuk fauna tipe Australis adalah ...  

A. anoa, komodo, kuskus  

B. gajah, badak bercula satu, burung merak  

C. kanguru, cendrawasih, burung kasuari  

D. anoa, gajah, badak jawa  

E. komodo, babi rusa, beruang 


2. Garis yang memisahkan jenis fauna (hewan) Indonesia bagian timur dengan  bagian tengah adalah ...  

A. garis Weber  

B. garis Khatulistiwa  

C. garis Wallace  

D. garis lintang  

E. garis bujur  


3. Berikut yang termasuk flora khas Indonesia bagian Timur adalah  

A. Bunga bangkai, matoa, sagu  

B. Sagu, matoa, pala  

C. Bunga padma, kayu jati, sagu  

D. Bunga bangkai, bunga padma, bunga payung  

E. Sagu, matoa, kayu jati  


4. Berikut ini adalah aktivitas manusia yang dapat menyebabkan punahnya hewan  atau tumbuhan, kecuali ...  

A. membangun tempat tinggal baru dalam hutan  

B. memburu hewan langka  

C. membuat cagar alam  

D. perluasan lahan pertanian  

E. pertambangan  


5. Salah satu upaya menjaga keanekaragaman hayati adalah ...  

A. penanaman secara monokultur  

B. membuang limbah rumah tangga ke sungai  

C. perburuan hewan  

D. menangkap ikan menggunakan peledak  

E. pelestarian hewan secara in situ dan ex situ  

 

Kunci Jawaban dan Pembahasan  

No Soal 

Kunci Jawaban 

Pembahasan 

C  

kangguru,  

cendrawasih, burung  kasuari 

Kangguru, cendrawasih, dan burung kasuari  termasuk fauna tipe Australis. Ciri fauna  Australis diantaranya yaitu: terdapat banyak  mamalia berukuran kecil, terdapat hewan  berkantung, jenis burung memiliki warna bulu  yang indah namun memiliki suara yang kurang  bagus. 

A  

 Garis Weber 

Garis yang memisahkan jenis fauna bagian  Timur dengan bagian Tengah yaitu garis  Weber. Sedangkan garis Wallace garis yang  memisahkan jenis fauna bagian Tengah dengan  bagian Barat. Dengan adanya garis-garis ini,  maka Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah  fauna, yaitu Oriental (Asiatis), Australis, dan  Peralihan. 

B  

Sagu, matoa, pala 

Sagu, matoa dan pala adalah jenis flora ciri  khas dataran sahul atau Indonesia bagian  timur. 

C  

Membuat cagar alam 

Membuat cagar alam bukan merupakan  aktivitas yang dapat menyebabkan punahnya  hewan atau tumbuhan. Membuat cagar alam  termasuk ke dalam konservasi atau  perlindungan hewan atau tumbuhan. 

E  

Pelestarian ex situ dan  In situ 

Salah satu usaha untuk menjaga  keanekaragaman hayati yaitu dengan  konservasi atau perlindungan terhadap hewan  atau tumbuhan. Ada dua jenis konservasi yaitu  secara in situ (di dalam habitatnya) dan ek  situ.(di luar habitatnya) 


Pedoman Penskoran  

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir  modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk  mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.  


Nilai =Nilai Perolehan/Nilai Maksimal x 100%


Konversi tingkat penguasaan:  

90 - 100% = baik sekali  

80 - 89% = baik  

70 - 79% = cukup  

< 70% = kurang  


Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan  dengan Kegiatan Belajar Materi selanjutnya. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai. 


F. Penilaian Diri 

 

Lakukan penilaian diri untuk mengetahui seberapa jauh, Anda memahami materi  pada kegiatan pembelajaran 2. Berilah tanda centang (v) pada kolom jika sesuai atau  tidak sesuai dengan yang dirasakan


No 

Deskripsi Kompetensi 

Hasil Penilain Diri 

Ya 

Tidak 

1 

Apakah Anda sudah dapat menganalisis sebaran keanekaragaman hayati wilayah Indonesia? 



2 

Apakah Anda sudah dapat menganalisis ancaman  keanekaragaman hayati di Indonesia? 



3 

Apakah Anda sudah dapat menganalisis upaya  pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia? 



4 

Apakah Anda dapat menjelaskan manfaat  keanekaragaman hayati Indonesia? 




Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas maka pelajari kembali  modul kegiatan pembelajaran 2. “Jangan putus asa”. Jika menjawab “Ya “ pada  semua pertanyaan, maka lanjutkan ke modul berikutnya (KD.3.3).  

 

EVALUASI  

Pilihlah satu jawaban yang paling benar  

1. Faktor yang membentuk keanekaragaman adalah….  

A. Gen  

B. Kromosom  

C. Gen dan lingkungan  

D. Perilaku  

E. Variasi gen dan perilaku  


2. Dua individu dalam satu jenis memiliki faktor genetic yang sama tetapi memiliki  fenotip yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh….  

A. Lingkungan  

B. Makanan  

C. Keturunan  

D. Reproduksi  

E. Sumber makanan  


3. Kelompok yang merupakan tingkatan keanekaragaman jenis adalah…  A. Kelapa hijau, kelapa hybrid, kelapa gading  

B. Kelapa, jeruk, mangga  

C. Mangga harum manis, mangga gedong, mangga golek  

D. Salak pondoh, salak bali, salak condet  

E. Jeruk bali, jeruk nipis, jeruk medan  


4. Ekosistem darat dengan ciri-ciri:  

- Curah hujan rendah  

- Evaporasi tinggi  

- Flora berdaun kecil dan berbentuk jarum  

- Fauna berupa reptile  

 Maka bioma tersebut adalah…  

A. Hutan  

B. Gunung  

C. Gurun  

D. Savan  

E. Tundra  


5. Hutan Bakau, sawah, kebun, sungai, terumbu karang, dan laut merupakan contoh  keanekaragaman hayati tingkat...  

a. gen  

b. spesies  

c. ekosistem  

d. populasi  

e. individu  


6. Hewan yang terdapat pada zona persebaran makhluk hidup di wilayah barat Indonesia adalah…  

A. Banteng  

B. Komodo  

C. Anoa  

D. Kakaktua berjambul  

E. Cendrawasih 


7. Karakteristik fauna oriental adalah….  

A. Mamalia ukuran kecil  

B. Mamalia berkantung  

C. Burung memiliki warna beragam  

D. Terdapat reptile besar  

E. Terdapat banyak jenis primata  


8. Tempat pelestarian dengan memindahkan flora atau fauna ke luar habitat aslinya  adalah …  

A. Cagar alam Pangandaran  

B. Taman nasional Baluran  

C. Suaka margasatwa Ujung Kulon  

D. Taman Safari Bogor  

E. Taman Nasional Bukit Batu  


9. Flora Melanesia yang banyak terdapat di wilayah Indonesia Timur adalah….  

A. Matoa  

B. Meranti  

C. Salak  

D. Duren  

E. Sukun  


10. Fauna endemik Indonesia adalah….  

A. Beruang madu  

B. Harimau  

C. Burung cendrawasih  

D. Komodo  

E. Tarsius  

 

Kunci Jawaban 

No Soal 

Kunci Jawaban 

C Gen dan lingkungan 

A Lingkungan 

C Kelapa, jeruk, mangga 

C Gurun 

C ekosistem 

A Banteng 

E Terdapat banyak jenis primata 

D Taman Safari Bogor 

A Matoa 

10 

D Komodo 


DAFTAR PUSTAKA  

Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi Ed. 9. Jakarta: Erlangga.  

Faidah Rahmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. "Biologi untuk SMA/MA Kelas XI  Program MIPA. Jakarta .CV.Ricardo.   

Irningtyas, 2018, Biologi SMA kelas X, Jakarta: Erlangga.  

Nurhayati, Nunung dan Resti Wijayanti, 2017, Biologi SMA kelas X, Bandung:  YRama Yudha.  

Pustaka Gama, Tim, Kamus Lengkap Biologi. 

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 38

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*