A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta didik diharapkan mampu:
1. Memahami struktur jaringan permanen penyusun tubuh tumbuhan.
2. Memahami perbedaan berbagai jenis jaringan permanen penyusun tubuh tumbuhan.
3. Memahami fungsi dari masing-masing jaringan permanen penyusun tubuh tumbuhan.
4. menganalisis keterkaitan antara struktur fungsi sel pada jaringan permanen.
B. Uraian Materi
Mengawali pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran 2, Perhatikan gambar berikut ini :
Gambar 3. Struktur jaringan tumbuhan
Sumber: www.utakatikotak.com
Pertanyaan Stimulus
a. Mengapa tumbuhan bisa berdiri tegak?
b. Mengapa air dari tanah bisa mencapai daun?
c. Mengapa cairan tumbuhan tidak keluar dari tubuh?
d. Mengapa hasil fotosintesis bisa beredar keseluruh bagian tumbuhan?
1. Jaringan Dewasa (Jaringan Permanen)
Jaringan embrional atau jaringan meristem akan berkembang menjadi jaringan dewasa atau jaringan permanen. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi menjadi bentuk lain sesuai dengan fungsinya. Jaringan dewasa memiliki ciri ciri sebagai berikut:
a) Tidak melakukan aktivitas pembelahan.
b) Sel-selnya berukuran relatif besar dibandingkan dengan sel-sel meristem.
c) Mengalami penebalan pada dinding sel sesuai dengan fungsinya.
d) Sel-selnya memiliki vakuola yang besar, sehingga mengandung sedikit sitoplasma.
e) Terdapat ruang antarsel.
f) Kadang-kadang, sel-selnya telah mengalami kematian.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dewasa dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan sederhana dan jaringan kompleks.
a) Jaringan sederhana adalah jaringan homogen yang hanya terdiri atas satu tipe sel. Contohnya jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
b) Jaringan kompleks adalah jaringan heterogen yang terdiri atas dua atau lebih tipe sel. Contohnya epidermis, xilem, dan floem.
Berdasarkan asal meristemnya, jaringan dewasa dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan primer dan jaringan sekunder.
a) Jaringan primer adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel yang berasal dari meristem primer. Contohnya jaringan parenkim dan jaringan epidermis.
b) Jaringan sekunder adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel yang berasal dari meristem sekunder. Contohnya kambium.
Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibagi menjadi lima macam, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan pengangkut (vaskuler), jaringan penyokong (penguat), dan jaringan sekretoris.
2. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti daun, batang, dan akar. Jaringan epidermis berkembang dari protoderm dan umumnya tersusun dari selapis sel, misalnya pada epidermis atas dan epidermis bawah daun.
Jaringan epidermis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Umumnya tersusun atas selapis sel.
b) Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain, tidak terdapat ruang antarsel.
c) Dinding selnya memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Pada organ-organ tertentu, dinding sel bagian luar mengalami penebalan, seperti pada lapisan kutikula daun dan batang.
d) Umumnya tidak memiliki kloroplas, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, pada sel-sel epidermis yang telah bermodifikasi menjadi sel penjaga stomata dan pada beberapa tumbuhan air atau tumbuhan yang hidup di tempat lembab, terdapat kloroplas.
e) Bentuk selnya bervariasi, misalnya bentuk heksagonal pada daun Aloe, cristata, bentuk tubuler pada daun dikotil, dan bentuk memanjang pada daun monokotil.
f) Sel-selnya memiliki banyak vakuola dan protoplas yang dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
Jaringan epidermis memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai pelindung tubuh tumbuhan dari gangguan mekanik, patogen, atau kehilangan air dan nutrisi lainnya.
2) Sebagai sekresi getah. Pada beberapa tumbuhan insektivora, yaitu tumbuhan pemakan serangga, misalnya kantong semar.
3) Membatasi penguapan pada tumbuhan. Fungsi ini dilakukan oleh stomata dan trikomata yang menjadi salah satu bagian dari jaringan epidermis.
4) Sebagai penyimpan cadangan air. Sel-sel pada jaringan epidermis memiliki protoplasma yang pipih dan besar sebagai tempat penyimpanan cadangan air bagi tumbuhan.
5) Berperan dalam penyerapan air dan hara. Fungsi ini dilakukan oleh sel-sel epidermis akar, yang sudah bermodifikasi menjadi bulu akar.
6) Sebagai tempat difusi oksigen dan karbondioksida. Fungsi ini dilakukan oleh sel-sel epidermis daun yang sudah bermodifikasi menjadi stomata.
Sel-sel epidermis dapat mengalami bermodifikasi menjadi struktur yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula. Berikut ini adalah hasil modifikasi atau derivat dari sel-sel epidermis.
a) Stomata
Stomata (tunggal = stoma) adalah celah atau lubang yang diapit oleh sepasang sel penjaga, merupakan derivat dari sel-sel epidermis daun, memiliki sepasang sel penjaga yang berbentuk seperti ginjal (pada tumbuhan dikotil) atau seperti halter (pada tumbuhan monokotil). Fungsinya adalah Tempat pertukaran gas O2 dan CO2 pada proses respirasi dan fotosintesis dan
alat pengeluaran uap air pada proses transpirasi.
b) Trikomata
Trikomata (tunggal = trikoma) adalah rambut-rambut dari epidermis yang terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Trikomata dapat ditemukan pada daun, batang, akar, bunga, buah, dan biji. Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekresi, trikomata dibagi menjadi dua, yaitu trikomata nonglanduler dan trikomata glanduler.
∙ Trikomata nonglanduler adalah trikomata yang tidak menghasilkan sekret. Trikomata ini dapat berupa rambut bersel satu atau bersel banyak, rambut sisik berbentuk pipih dan bersel banyak, rambut bercabang dan bersel banyak, serta rambut akar. Contohnya pada bagian bawah daun durian.
∙ Trikomata glanduler adalah trikomata yang menghasilkan sekret. Trikomata ini dapat berupa trikomata hidatoda, trikomata sekresi garam, trikomata sekresi nektar, dan rambut sengat. Fungsinya adalah:
a) Mengurangi penguapan.
b) Meneruskan rangsangan.
c) Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan herbivora.
d) Membantu penyebaran biji.
e) Membantu penyerbukan bunga.
f) Membantu penyerapan air dan garam mineral dari dalam tanah.
g) Membantu perambatan bagi tumbuhan yang merambat.
∙ Bulliform atau sel kipas
Bulliform adalah alat tambahan yang terdapat pada epidermis atas, tersusun dari beberapa sel berukuran besar, vakuola besar dan berdinding tipis. Bentuk seperti kipas, disebut sel kipas. Sel kipas terdapat pada daun tumbuhan dari famili Cyperaceae dan Poaceae. Fungsi dari sel kipas adalah untuk menyimpan air dan mengurangi penguapan.
∙ Emergensia
Emergensia adalah tonjolan pada permukaan organ yang terbentuk dari jaringan epidermis dan jaringan di bawah epidermis. Contoh pada tanaman mawar dan rambut-rambut pada buah rambutan.
∙ Spina
Spina atau duri adalah tonjolan pada permukaan epidermis batang yang terbentuk dari jaringan stele di bawah korteks. Contohnya pada batang bunga bougenville.
∙ Sel kersik
Sel kersik adalah bagian epidermis dengan bentuk bulat, elips, halter atau pelana yang berisi kristal kersik (SiO2). Adanya sel kersik menyebabkan permukaan batang tumbuhan menjadi keras. Contohnya pada batang tumbuhan dari famili Poaceae seperti tebu, Cyperaceae, dan Equisetaceae.
Fungsi dari sel kersik adalah untuk memperkuat batang.
∙ Velamen
Velamen adalah derivat epidermis yang terdapat pada epidermis akar gantung tumbuhan epifit, seperti anggrek. Velamen tersusun dari sel-sel mati. Velamen beserta epidermisnya disebut epidermis ganda. Fungsi dari velamen adalah untuk menimbun air yang diperolehnya dan mengikat oksigen.
∙ Litokis
Litokis adalah sel yang berasal dari epidermis normal dengan pertumbuhan khusus ke arah dalam. Litokis berisi kristal kalsium karbonat yang disebut sistolit.
∙ Sel silika dan sel gabus
Sel silika dan sel gabus adalah pasangan sel yang biasanya terdapat pada tulang daun Poaceae seperti padi. Mengandung kristal silika dan sel gabus mengandung endapan suberin.
Gambar 4. Derivat-derivat epidermis
www.wordpress.com
3. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena terdapat pada hampir seluruh bagian tubuh tumbuhan. Contohnya, parenkim palisade yang terdapat di daun dan parenkim penimbun yang terdapat di akar.
Jaringan parenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.) Tersusun dari sel-sel hidup yang berukuran besar.
2.) Bentuk selnya polihedron dengan dinding sel primer.
3.) Memiliki inti sel yang berukuran besar dengan banyak vakuola.
4.) Letak selnya tidak terlalu rapat, sehingga terdapat ruang antarsel.
5.) Dapat bersifat meristematik.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibagi menjadi 6, yaitu sebagai berikut.
a) Parenkim asimilasi, merupakan parenkim yang dapat melakukan fotosintesis, karena memiliki klorofil. Terdapat di bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau karena mengandung klorofil, maka parenkim ini disebut juga klorenkim.
b) Parenkim udara, merupakan parenkim yang mampu menyimpan udara, karena memiliki ruang antarsel yang besar. Parenkim udara disebut juga aerenkim. Terdapat pada alat pengapung tumbuhan hidrofit seperti eceng gondok.
c) Parenkim penimbun, merupakan parenkim yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, karena memiliki vakuola yang berukuran besar. Terdapat pada empulur batang dan akar, umbi, akar rimpang, serta biji. Cadangan makanan yang disimpan oleh parenkim penimbun dapat berupa gula, tepung, lemak, dan protein.
d) Parenkim penutup luka, merupakan parenkim yang bersifat meristematik, karena melakukan pembelahan diri untuk regenerasi parenkim baru. Parenkim penutup luka disebut juga felogen (kambium gabus).
e) Parenkim pengangkut, merupakan parenkim yang terdapat di sekitar xilem dan floem. Parenkim pengangkut memiliki sel-sel yang bentuknya memanjang sesuai dengan arah pengangkutannya.
f) Parenkim air, merupakan parenkim yang mampu menyimpan air. Berdinding sel tipis dengan vakuola besar yang berisi cairan agak berlendir. Parenkim air terdapat pada tanaman epifit dan tanaman xerofit
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut:
a) Parenkim palisade, merupakan parenkim yang sel-selnya berbentuk memanjang, tegak, dan mengandung banyak kloroplas. Terdapat pada mesofil daun dan kadang-kadang ditemukan pada biji.
b) Parenkim bintang (aktinenkim), merupakan parenkim yang sel-selnya berbentuk seperti bintang dan saling bersambungan di bagian ujungnya. terdapat pada tangkai bunga Canna sp.
c) Parenkim lipatan, merupakan parenkim yang dinding selnya mengalami lipatan ke arah dalam dan banyak mengandung kloroplas. Parenkim ini terdapat pada mesofil daun Pinus sp. dan padi.
d) Parenkim bunga karang atau parenkim spons, merupakan parenkim yang memiliki sel-sel dengan bentuk tidak teratur dan ruang antarsel yang besar. Parenkim bunga karang terdapat pada mesofil daun.
Gambar 5. Jenis-jenis jaringan parenkim
www.latelitepost.blogspot.com
4. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral, serta hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem.
a) Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun. Tersusun atas yang umumnya berupa sel mati dengan dinding tebal dari bahan lignin. Komponen penyusun xilem adalah sebagai berikut:
∙ Unsur trakeal, merupakan bagian yang terdiri atas sel-sel memanjang, tidak mengandung protoplasma, dinding sel berlignin, dan memiliki noktah-noktah. Noktah adalah bagian dari dinding sel yang tidak ikut menebal dan berfungsi sebagai tempat lewatnya zat dari sel ke sel. Unsur trakeal terdiri atas dua macam sel, yaitu trakea dan trakeid.
∙ Trakea (pembuluh), merupakan deretan sel yang tersusun memanjang dengan ujung berlubang dan saling bersambungan pada bagian ujung dan pangkalnya. Bagian trakea yang berlubang disebut lempeng perforasi. Ada tiga tipe lempeng perforasi, yaitu sebagai berikut:
1. Tipe sederhana adalah tipe perforasi yang hanya memiliki satu lubang. Tipe ini memenuhi seluruh dinding ujung sel.
2. Tipe scalariform adalah tipe perforasi yang memiliki lubang pipih dan sejajar dengan lempeng, sehingga berbentuk seperti tangga.
3. Tipe mata jala adalah tipe perforasi dengan lubang yang tersusun seperti jala.
∙ Trakeid, merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa lubang. Pengangkutan pada trakeid dilakukan melalui noktah noktah pada dinding selnya.
∙ Serat xilem, merupakan sel panjang dengan dinding sekunder mengandung lignin. Ada dua macam serat xilem, yaitu serat trakeid dan serat libriform.
1. Serat trakeid adalah serat yang memiliki noktah terlindung.
2. Serat libriform adalah serat yang berukuran lebih panjang daripada serat trakeid, memiliki dinding sel yang lebih tebal dan noktah yang lebih sederhana.
∙ Parenkim xilem, merupakan komponen xilem yang tersusun dari sel-sel yang masih hidup dan berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Ditemukan pada xilem primer maupun xilem sekunder.
Berikut ini adalah gambar komponen penyusun xilem.
Gambar 6. Komponen penyusun xilem
www. learniseasy.com
b) Floem
Floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem tersusun dari sel-sel hidup dan sel-sel mati. Komponen penyusun floem adalah sebagai berikut:
∙ Unsur tapis, merupakan bagian yang terdiri atas sel-sel panjang dengan ujung-ujung berpori yang disebut lempeng tapis. Pada bagian ujungnya, sel sel saling berlekatan dengan sel di atas atau di bawahnya membentuk pembuluh. Pori-pori pada lempeng tapis akan dilewati oleh plasmodesmata yang menghubungkan unsur tapis satu dengan lainnya.
∙ Sel pengiring (sel tetangga), merupakan untaian sel-sel hidup yang menyerupai parenkim. Sel pengiring memiliki nukleus, plastida, dan plasmodesmata yang bercabang. Sel pengiring berperan dalam proses keluar dan masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
∙ Serat floem, merupakan serat yang dapat berupa sel hidup atau sel mati. Sel yang hidup berfungsi sebagai cadangan makanan.
∙ Parenkim floem, merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat tepung, lemak, dan zat-zat organik lainnya. Parenkim floem terletak di bagian buluh tapis dan merupakan sel hidup.
∙ Sel albumin, merupakan sel yang terdapat pada tumbuhan Gymnospermae. Sel albumin adalah sel-sel jari-jari empulur dan parenkim buluh tapis yang mengandung banyak zat putih telur (albumin). Sel albumin memiliki fungsi seperti sel pengiring.
Gambar 7. Komponen penyusun xilem dan floem
Sumber: www. acitrapratiwi.com
c) Tipe-tipe jaringan pengangkut
Berdasarkan letak xilem dan floemnya, jaringan pengangkut dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe kolateral, tipe konsentris, dan tipe radial.
1) Tipe kolateral
Tipe kolateral adalah tipe jaringan pengangkut yang letak xilem dan floemnya berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem. Ada tiga jenis tipe kolateral, yaitu kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan bikolateral.
∙ Tipe kolateral terbuka adalah tipe kolateral yang kambiumnya terletak diantara xilem dan floem. Tipe ini terdapat pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan dikotil.
∙ Tipe kolateral tertutup adalah tipe kolateral yang tidak memiliki kambium diantara xilem dan floemnya. Tipe ini terdapat pada tumbuhan monokotil.
∙ Tipe bikolateral adalah tipe kolateral yang memiliki floem luar, floem dalam, xilem, kambium luar, dan kambium dalam. Urutan posisi dari luar ke dalam adalah floem luar – kambium luar – xilem – kambium dalam floem dalam. Tipe ini terdapat pada tumbuhan dari famili Solanaceae (terong-terongan).
2) Tipe konsentris
Tipe konsentris adalah tipe jaringan pengangkut yang letak xilemnya dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Ada dua jenis tipe konsentris, yaitu konsentris amfivasal dan konsentris amfikribal.
∙ Konsentris amfivasal adalah tipe konsentris dengan floem berada di tengah dan xilem mengelilingi floem. Tipe ini terdapat pada rhizoma dari Acorus sp.
∙ Konsentris amfikribal adalah tipe konsentris dengan xilem berada di tengah dan floem mengelilingi xilem. Tipe ini terdapat pada tumbuhan paku-pakuan.
3) Tipe radial
Tipe radial adalah tipe jaringan pengangkut yang letak xilem dan floemnya bergantian menurut jari-jari lingkaran. Tipe ini terdapat pada akar monokotil dan akar primer dikotil.
Berikut ini adalah gambar tipe-tipe jaringan pengangkut.
Gambar 8. Tipe-tipe jaringan pengangkut
Sumber: www.biomagz.com
5. Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Ciri Ciri jaringan penyokong adalah memiliki sel-sel berdinding tebal dan kuat, serta telah mengalami spesialisasi pada sel-selnya.
Jaringan penyokong memiliki fungsi sebagai berikut.
1.) Menegakkan batang dan menguatkan daun.
2.) Melindungi embrio biji.
3.) Melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis.
4.) Memperkuat jaringan aerenkim (parenkim penyimpan udara).
5.) Melindungi jaringan pengangkut.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibagi menjadi dua, yaitu kolenkim dan sklerenkim.
1) Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah, serta akar yang terkena cahaya matahari. Sel-sel penyusun jaringan kolenkim adalah sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dan umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tidak teratur. Penebalan dinding terutama terjadi pada sudut sudut sel dan terdiri atas bahan selulosa yang tebal. Jaringan kolenkim hanya memiliki dinding primer yang lunak, lentur, dan tidak berlignin. Isi selnya dapat mengandung tanin dan kloroplas.
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Tersusun dari sel-sel yang hidup.
b) Ukuran dan bentuk sel beragam. Ada yang berbentuk prisma pendek atau panjang seperti serat dengan ujung meruncing.
c) Penebalan dinding sel tidak teratur. Hanya memiliki dinding sel primer yang lunak, lentur, dan tidak berlignin.
d) Isi sel dapat mengandung kloroplas dan tanin.
Berdasarkan bentuk penebalan dan letaknya, jaringan kolenkim dapat dibedakan menjadi empat, yaitu kolenkim angular, kolenkim lamellar, kolenkim annular, dan kolenkim lakunar.
a) Kolenkim angular, merupakan jaringan kolenkim yang mengalami penebalan di bagian sudutnya. Tipe kolenkim ini terdapat pada daun daunan seperti daun seledri.
b) Kolenkim lamellar, merupakan jaringan kolenkim yang mengalami penebalan di bagian dinding sel tangensial atau menjalar saja. Fungsi kolenkim ini adalah untuk menopang kekuatan lapisan luar struktur tanaman, seperti pada batang atau daun.
c) Kolenkim annular, merupakan jaringan kolenkim yang dinding selnya menebal secara merata. Tipe kolenkim ini hanya ditemukan pada daun wortel dan beberapa tumbuhan merambat.
d) Kolenkim lakunar, merupakan jaringan kolenkim yang mengalami penebalan pada permukaan ruang antarsel.
Gambar 9. Jenis-jenis jaringan kolenkim
Sumber: www.dosenpendidikan.com
2) Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini tersusun dari sel-sel yang dindingnya mengalami penebalan sekunder dari bahan lignin.
Jaringan sklerenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Tersusun dari sel-sel yang sudah mati.
b) Sel-sel penyusunnya memiliki dinding yang tebal dari bahan lignin,sehingga bersifat kaku dan keras.
c) Sel-selnya tidak memiliki protoplasma karena merupakan sel mati.
d) Penebalan dinding sel terjadi secara merata pada seluruh bagian dinding.
Jaringan sklerenkim dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:.
a) Serabut (serat-serat) sklerenkim
Serabut (serat-serat) sklerenkim merupakan sel-sel yang berbentuk serat, baik serat pendek maupun serat panjang dengan ukuran 2 mm sampai 25 cm. Serat sklerenkim yang panjang terdapat pada tanaman Agave, Hibiscus sabdarifa, dan Hibiscus canabinus.
Berdasarkan tempatnya, serat dibedakan menjadi dua macam, yaitu serat xiler dan serat ekstraxiler.
∙ Serat xiler, merupakan serat yang terdapat di dalam sistem jaringan xilem.
∙ Serat ekstraxiler, merupakan serat yang terdapat di luar sistem jaringan xilem. Contohnya adalah di daerah korteks atau di sekitar floem.
b) Sklereid (sel batu)
Sklereid (sel batu) merupakan sel-sel yang mati saat dewasa, tetapi protoplasmanya tetap aktif sepanjang hidup organ tersebut. Sel sklereid umumnya berbentuk bulat atau bentuk lain, lebih pendek dari serat, soliter, atau berkelompok.
Berdasarkan bentuknya, sklereid dibagi menjadi lima macam, yaitu brakisklereid, makrosklereid, osteosklereid, asterosklereid, dan trikosklereid.
∙ Brakisklereid, merupakan sklereid yang berbentuk seperti insang, misalnya pada daging buah pir.
∙ Makrosklereid, merupakan sklereid yang berbentuk seperti tongkat, misalnya pada kulit buah kacang-kacangan.
∙ Osteosklereid, merupakan sklereid yang berbentuk seperti tulang dengan bagian ujung membesar, misalnya pada daun dan kulit biji dikotil.
∙ Asterosklereid, merupakan sklereid yang bercabang-cabang seperti bintang, biasanya terdapat pada daun.
∙ Trikosklereid, merupakan sklereid yang berbentuk memanjang seperti benang.
6. Jaringan Sekretoris
Jaringan sekretoris adalah sekumpulan sel yang berfungsi menghasilkan suatu zat. Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal, karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Pada tumbuhan terdapat struktur sekresi khusus, yaitu berupa sel atau sekelompok sel yang mensekresikan senyawa senyawa tertentu. Berdasarkan tempat penyimpanan materi yang akan disekresikan, ada dua macam sekresi, yaitu sekresi intraseluler dan sekresi ekstraseluler.
a) Sekresi intraseluler adalah sekresi yang terjadi jika zat yang akan disekresikan disimpan di dalam sel. Meliputi sel kelenjar atau idioblas. Idioblas adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan metabolit. Contoh idioblas antara lain adalah sebagai berikut.
b) Sel lendir, merupakan sel hidup dengan inti sel berbentuk benang dan memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding sel. Contohnya, sel lendir pada kaktus.
c) Sel minyak, merupakan sel yang memproduksi dan menyimpan minyak eteris. Contohnya, sel minyak pada daun Magnolia, biji jarak, dan kulit kayu manis.
d) Sel penyamak, merupakan sel tunggal atau kelompok sel yang menghasilkan zat penyamak. Contohnya, sel penyamak pada tumbuhan pinang, gambir, atau ketapang.
e) Sel mirosin, merupakan sel yang bentuknya seperti bulu-bulu dan berisi senyawa protein mirosin. Sel ini terdapat pada tanaman sawi dan kol.
f) Sekresi ekstraseluler adalah sekresi yang terjadi jika zat yang akan disekresikan disimpan di luar sel. Ada dua macam sekresi ekstraseluler, yaitu sekresi endogen dan sekresi eksogen. Sekresi endogen, merupakan sekresi yang terjadi jika zat yang disekresikan disimpan di ruang antarsel. Sekresi endogen meliputi saluran getah dan saluran kelenjar.
C. Rangkuman
1. Jaringan embrional atau jaringan meristem akan berkembang menjadi jaringan dewasa atau jaringan permanen.
2. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi menjadi bentuk lain sesuai dengan fungsinya. Jaringan dewasa memiliki ciri ciri sebagai berikut:
a. Tidak melakukan aktivitas perbanyakan diri.
b. Sel-selnya berukuran relatif besar dibandingkan dengan sel-sel meristem.
c. Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
d. Sel-selnya memiliki vakuola yang besar, sehingga mengandung sedikit sitoplasma.
e. Terdapat ruang antarsel.
f. Kadang-kadang, sel-selnya telah mengalami kematian.
3. Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dewasa dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Jaringan sederhana 2. Jaringan kompleks
4. Berdasarkan asal meristemnya, jaringan dewasa dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan primer dan jaringan sekunder.
5. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibagi menjadi lima macam, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan pengangkut (vaskuler), jaringan penyokong (penguat), dan jaringan sekretoris.
6. Sel-sel epidermis dapat mengalami bermodifikasi menjadi struktur yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula. Berikut ini adalah hasil modifikasi atau derivat dari sel-sel epidermis.
7. Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena terdapat pada hampir seluruh bagian tubuh tumbuhan. Contohnya, parenkim palisade yang terdapat di daun dan parenkim penimbun yang terdapat di akar.
8. Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral, serta hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem.
9. Floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem tersusun dari sel-sel hidup dan sel-sel mati.
10. Berdasarkan letak xilem dan floemnya, jaringan pengangkut dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe kolateral, tipe konsentris, dan tipe radial.
11. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah, serta akar yang terkena cahaya matahari. Sel-sel penyusun jaringan kolenkim adalah sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dan umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tidak teratur. Penebalan dinding terutama terjadi pada sudut sudut sel dan terdiri atas bahan selulosa yang tebal. Jaringan kolenkim hanya memiliki dinding primer yang lunak, lentur, dan tidak berlignin. Isi selnya dapat mengandung tanin dan kloroplas.
D. Penugasan Mandiri
1. Lengkapi tabel tentang modifikasi epidermis berikut :
2. Isilah tabel Tentang macam-macam jaringan permanen di bawah ini!
E. Latihan Soal
1. Berikut ini adalah modifikasi dari sel-sel epidermis, kecuali ….
A. spina
B. sel kipas
C. sel kersik
D. felogen
E. velamen
2. Pernyataan yang salah tentang kelenjar garam adalah ....
A. terdapat pada tumbuhan yang hidup di lingkungan berkadar garam tinggi
B. berfungsi mensekresikan kelebihan garam
C. merupakan jaringan sekretoris endogen
D. berfungsi menjaga tekanan osmotik tubuh agar tetap stabil
E. berasal dari jaringan epidermis
3. Pernyataan yang salah tentang sel kipas atau bulliform adalah ....
A. sel tersusun seperti kipas
B. terdapat pada epidermis atas daun rumput-rumputan
C. sel memiliki vakuola berukuran besar
D. berfungsi untuk menggulung daun sehingga mengurangi penguapan
E. dapat melakukan fotosintesis
4. Tipe jaringan pengangkut pada batang Pteridophyta adalah....
A. amfivasal
B. kolateral
C. bikolateral
D. amfikribal
E. radial
5. Tanaman Boehmeria sp. dapat dimanfaatkan untuk membuat serat kain. Serat tersebut merupakan ....
A. jaringan mesofil
B. jaringan parenkim
C. jaringan pengangkut
D. sel batu
E. serabut sklerenkim
6. Pernyataan yang salah tentang kelenjar garam adalah ....
A. terdapat pada tumbuhan yang hidup di lingkungan berkadar garam tinggi
B. berfungsi mensekresikan kelebihan garam
C. merupakan jaringan sekretoris endogen
D. berfungsi menjaga tekanan osmotik tubuh agar tetap stabil
E. berasal dari jaringan epidermis
7. Pernyataan berikut ini yang benar mengenai parenkim penimbun adalah ....
A. memiliki dinding sel yang tebal
B. vakuola berukuran kecil dan banyak
C. sel-selnya tersusun rapat satu sama lain
D. sel-selnya kaya dengan cadangan makanan seperti gula, tepung, lemak, dan protein
E. tidak ditemukan di organ batang
8. Batang muda tanaman herbaceous tampak berwarna hijau. Hal tersebut dikarenakan adanya jaringan ....
A. mesofil
B. klorenkim
C. kolenkim
D. sklerenkim
E. lentisel
KUNCI JAWABAN DAN PENJELASANNYA.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai
F. Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab!
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih "Tidak".