Adam di Tepi Kubur

Adam di Tepi Kubur 




Waktu itu sudah sore menjelang magrib, Saat pulang bersiarah kubur, kudapati seorang anak berjarak 3 meter duduk di tepi kuburan, Karena kasihan, tanpa sepengetahuannya kutunggu dia selesai, sambil menjaga khidmatnya saya bersembunyi mengamati anak tersebut


Berikut ceritranya 

 “Assalamualaikum, Ibu..” ucapnya pelan. “maaf... Adam baru sempat jenguk, Ibu.." lirihnya. 

Nafasnya tersengal, tangis pun akhirnya pecah! "Ibu apa kabar? Adam ada kabar gembira buat, Ibu" setengah tawa bercampur tangis.

Anak kecil bernama Adam, tersendu pilu memeluk kedua lututnya. “Maaf ...,” lirihnya tertahan. Air matanya kian berlinang. “Aaa ... Adam ... Adam.” 

Sesak! Dadanya kian bergemuruh. “Adam puasanya lancar, Bu. Hiks ... hiks.” Adam, anak yang malang.

“Semua teman Adam di kasih hadiah, Bu...” lirihnya, seiring dengan tangan mengusap wajahnya.

“Adam istimewa ya, Bu? Kata Nenek, Adam spesial di mata Allah.” 

Ia curahkan semua kepada Ibunya. Entah dengan sang Ibu. Apakah ia mendengarnya?

“Adam sudah berubah, Bu. Tidak lagi ngerepotin Nenek. Nenek bilang baju Adam masih bagus semua. Makanya Adam nggak beli.” 

Tersenyum getir. Padahal, hatinya bergetar. “Kalo Ibu gimana? Apakah Allah memberikan baju baru disana? Kalau iya, Adam mau menyusul Ibu...”


Tak ada tisu untuk mengusap. Yang ada, hanya tangan kumal yang setia menghapus air matanya.

Adam berbalik. Menghadap nisan di sebelahnya. “Assalamualaikum, Bapak..” Ia bersihkan rerumputan yang mulai tumbuh di nisan Bapaknya. 

“Maafkan Adam, Pak. Adam belum bisa menjalankan amanat yang Bapak berikan. Adam masih saja cengeng, terus mengeluh. Padahal, Bapak melarang itu semua.” Hanya bisa menangis! Untuk berhenti pun ia tak mampu. 


"Adam rindu, Bapak. Rindu bermain sama Bapak. Kapan bisa diulang? Adam tidak pengen sepeda beroda.., yang Adam mau hanya pundak Bapak yang bisa membuat Adam tertawa.” 

Rintik hujan mulai terasa. Awan hitam mulai terlihat. “Adam pulang dulu, ya. 

Taqobbalallahu minna waminkum, mohon maaf lahir bathin.. Adam sayang Bapak dan Ibu.” Setelahnya, anak itu pulang dengan sejuta kerinduan..


Tawang

Sukaryanto Dg, Tawang, Sangat Menyukai pengamatan genetik dari mahluk hidup yang ternyata tak ada persamaan satu dengan yang lainnya meskipun sejenis bahkan kembar tidak memiliki kode DNA yang sama

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama